Rabu, 04 April 2018

Tauhid Bagus Akhlaq Kurang?

Assalaamu 'alaykum wa rohamatullah Wa Barokaatuh. Bagaimana hukumnya jika ada yang berkata, "Tidak mengapa lisan jelek kepada sesama muslim, asalkan tauhid kita bagus dan di atas jalan keselamatan (salafush shaleh), insyaa Allah kita tetap masuk surga. Daripada suka berbuat bid'ah hasanah meski manusia senang dengan dia." Hal seperti ini apa benar ustadz? 

Jawab: Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Baiknya akhlaq merupakan indikasi baiknya tauhid dan aqidah seseorang. Karena aqidah dan akhlaq adalah dua hal yang sangat berkaitan sebagaimana sabda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam:

أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya." (HR. At-Tirmidzi 1162 beliau berkata hasan shohih)

Sebagian Ulama seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah memang berkata:

كثرة الذنوب مع صحة التوحيد خير من قلة الذنوب مع فساد التوحيد

“Banyaknya dosa bersamaan dengan tauhid yang benar jauh lebih baik daripada sedikitnya dosa tetapi tauhid yang rusak.” (Al-Istiqomah 1/466)

Ucapan beliau di sini sesungguhnya terkait keistimewaan tauhid dan orang yang mengamalkannya meski masih banyak kekurangan. Bukan maknanya meremehkan dosa dengan alasan yang penting tauhidnya. Sebab dosa-dosa yang dilakukan seorang hamba dapat merusak kualitas tauhidnya kepada Allah atau bahkan menggugurkannya seperti dosa bid'ah dan dosa syirik.

Begitupula dengan dosa lisan seperti menuduh tanpa bukti atau berkata keji terhadap saudaranya sesama muslim dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Hadits-hadits shohih tentang hal ini sangatlah banyak. Dan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam telah mengingatkan bahwa keimanan seseorang juga bergantung dengan kualitas lisannya:

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya dia berkata yang baik atau diam." (Muttafaqun 'alaih)
____________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar