Kamis, 22 Maret 2018

Memahami Hadits Ats-Tsaqolain

Mohon dijelaskan ustadz tentang keabsahan hadits tsaqolain dan bagaimana pemahamannya? Apakah kita diwajibkan mengikuti jejak ahli bait dalam beragama? Syukron jazakumulloh khoir

Jawab: Hadits Ats-Tsaqolain yang dimaksud adalah sebagai berikut:

تركت فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا بعدي أبدا كتاب الله وعترتي

"Aku tinggalkan kepada kalian apabila kalian berpegang teguh dengannya kalian tidak akan sesat selamanya yaitu kitabullah dan itrohku (ahli baitku)." (HR. At-Tirmidzi 3786)

Hadits ini derajatnya dho'if (lemah) karena dalam sanadnya ada rowi yang berstatus munkarul hadits yaitu Zaid Al-Anmathi. Jalur lain yang menopang hadits ini juga tidak selamat dari kelemahan. (Faidah dari "Hiqbah Minat Tarikh" hal. 334)

Adapun riwayat yang shohih terkait hadits ats-tsaqolain ini hanya memerintahkan berpegang teguh dengan kitabullah saja. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir rodhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam khutbahnya saat haji wada':

قد تركت فيكم ما لن تضلوا إن اعتصمتم به كتاب الله 

"Sungguh telah aku tinggalkan kepada kalian perkara yang tidak akan menyesatkan kalian selama kalian berpegang teguh dengannya yaitu kitabullah." (HR. Muslim 1218)

Adapun ahli bait (keluarga) Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, beliau hanya berpesan agar senantiasa menjaga mereka sepeninggal beliau dan memperhatikan hak-haknya:

وأهل بيتي أذكركم الله في أهل بيتي 

"Dan ahli baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah agar menjaga ahli baitku." (HR. Muslim 2408) 

Dengan demikian, hadits ats-tsaqolain tidak dapat menjadi landasan bagi orang-orang Syiah untuk mengultuskan keturunan Ali dan Fathimah sebagai pihak yang ma'shum atau diklaim sebagai pihak yang pantas memegang tampuk kekuasaan sepeninggal Nabi shollallahu 'alaihi wasallam. Sebab Ali sendiri mengakui kekhilafahan Abu Bakr, Umar dan Utsman.

Nabi shollallahu 'alaihi wasallam juga sudah mengingatkan, bahwa cara beragama yang benar hanyalah dengan mengikuti sunnah beliau dan sunnah para shohabatnya:

فإنه من يعش منكم فسيري اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة

"Sungguh barangsiapa yang masih hidup sepeninggalku dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku (cara beragamaku) dan sunnah para Khulafa’rrosyidin Al-Mahdiyyin sepeninggalku, gigitlah ia (sunnah-sunnah itu) dengan gigi-gigi gerahammu. Dan hati-hatilah kalian dari perkara baru yang diada-adakan dalam beragama karena setiap bid'ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676 dan beliau berkata,  “Hadits Hasan Shohih", Syaikh Al-Albani menshohihkannya dalam "Shohihul Jami’" 2546)

Maka berpegang dengan kitabullah maknanya berpegang dengan Al-Qur'an, dan Al-Qur'an memerintahkan kita untuk mengikuti jalan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan jalan para shohabatnya.
__________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar