Sabtu, 10 Februari 2018

Benarkah Umat Islam Akan Berpecah Belah? (Penjelasan Hadits Iftiroqul Ummah)

Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan tentang keadaan umatnya sepeninggal beliau: 

وإن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملة وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة واحدة قالوا ومن هي يا رسول الله قال ما أنا عليه وأصحابي

“Sesungguhnya bani Isroil telah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan dan umatku akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan. Semuanya di neraka kecuali satu golongan saja yang selamat. Para shohabat bertanya, “Siapakah golongan yang selamat itu wahai Rosulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu golongan yang berjalan di atas apa yang aku dan para shohabatku jalani.” (HR. At-Tirmidzi 2565 dihasankan oleh Al-Imam Ibnul 'Arobi dalam "Ahkamul Qur'an" 3/432 dan Syaikh Al-'Allamah Al-Albani dalam "Shohih Sunan At-Tirmidzi")

Dalam hadits yang lain disebutkan:

فإنه من يعش منكم فسيري اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة

"Sungguh barangsiapa yang masih hidup sepeninggalku dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku (cara beragamaku) dan sunnah para Khulafa’rrosyidin Al-Mahdiyyin sepeninggalku, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi gerahammu. Dan berhati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan dalam beragama, karena setiap perkara bid'ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676 beliau berkata,  “Hadits hasan shohih", dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Shohihul Jami’" 2546)

Al-Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghowi Asy-Syafii menjelaskan, "Di sini ada isyarat dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam akan munculnya kebid’ahan-kebid’ahan dan pemahaman-pemahaman yang didominasi oleh hawa nafsu dan Allah yang lebih mengetahui. Maka beliau memerintahkan umatnya untuk berpegang teguh dengan cara beragama beliau dan cara beragamanya para shohabatnya yang dipimpin oleh Khulafa’urrosyidin Al-Mahdiyyin." (Syarhussunnah 1/142)

Maka segala bentuk percekcokkan yang menimpa umat Islam hanya bisa diselesaikan dengan mengembalikannya kepada sunnah Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan sunnah para shohabat beliau. Bukan menuruti suara mayoritas atau mengekor kepada tokoh-tokoh yang sedang viral.

Adapun penyelisihan terhadap sunnah dalam berbagai masalah pada hakikatnya adalah sumber perpecahan. Meski dikesankan tampil bersatu seiya sekata, sewaktu-waktu drama persatuan itu akan kandas di tengah jalan karena yang diperjuangkan kepentingan masing-masing lantaran prinsip aqidah yang berbeda.

Jangan terpedaya oleh slogan-slogan persatuan yang pada hakikatnya ajakan menyelisihi sunnah Nabi shollallahu 'alaihi wasallam. Seruan kepada tauhid dan sunnah dikesampingkan, perkara syirik dan bid'ah dimaklumi demi persatuan. Semboyan mereka, "Saling tolong-menolong dalam perkara yang disepakati dan saling memaafkan dalam perbedaan." Sekalipun perbedaan itu menyangkut soal prinsip dan kesepakatan dalam perkara yang munkar.
_____________

Fikri Abul Hasan









0 comments:

Posting Komentar