Sabtu, 24 Februari 2018

As-Sunnah Hakikat Islam yang Murni

Al-Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Kholaf Al-Barbahari (329 H) berkata:

اعلم أن الإسلام هو السنة والسنة هي الإسلام ولا يقوم أحدهما إلا بالآخر

“Ketahuilah, sesungguhnya Islam itu pada hakikatnya sunnah dan sunnah itu pada hakikatnya adalah Islam, salah satunya tidak akan tegak kecuali dengan menegakkan yang lainnya.”

Syaikh Al-'Allamah Ahmad An-Najmi menjelaskan:

يعني أن الإسلام الحقيقي هو السنة ، فمن استقام على السنة وأقامها، فقد أقام الإسلام، ومن اعوج عنها ومال يمنةً أو يسرةً فإنه قد أخل بالإسلام الحقيقي بانحرافه ذلك

"Yaitu Islam yang hakiki adalah apa yang diajarkan Nabi ﷺ dalam sunnahnya. Barangsiapa yang istiqomah mengikuti sunnah dan menegakkannya maka dia telah menegakkan Islam. Barangsiapa yang menyelisihi sunnah dengan menyimpang ke kiri atau ke kanan maka dia telah menodai kemurnian Islam dengan penyimpangannya." (Irsyadus Sari fi Syarhissunnah lil Barbahari hal. 26)

Maka yang dimaksud dengan "sunnah" adalah jalan hidup Nabi ﷺ atau cara beragama beliau. Beliau ﷺ telah mengingatkan:

فمن رغب عن سنتي فليس مني

"Barangsiapa yang membenci sunnahku (cara beragamaku) maka dia bukan termasuk golonganku.” (HR. Al-Bukhori 5063 dan Muslim 1401)

Namun kata sunnah bila ditinjau dari jenisnya terbagi menjadi dua macam yaitu sunnah yang wajib dan sunnah yang dianjurkan. Hal ini disampaikan oleh salah seorang Ulama dari kalangan tabiin Al-Imam Mak-hul rohimahullah:

السنة سنتان سنة الأخذ بها فريضة وتركها كفر وسنة الأخذ بها فضيلة وتركها إلى غير حرج

“As-Sunah ada dua macam yaitu sunnah yang wajib kita berpegang dengannya bila ditinggalkan dapat mengakibatkan kekufuran, (dan yang kedua) sunnah yang bila dikerjakan mendapat keutamaan bila ditinggalkan tidak berdosa.” (Asy-Syari’ah 1/424 nomor 108)

Sunnah yang wajib contohnya seperti yang disebutkan dalam rukun iman dan rukun Islam, termasuk juga berjilbab yang merupakan kewajiban bagi wanita. Sedangkan sunnah yang anjuran contohnya seperti bersiwak, sholat sunnah rowatib atau puasa senin kamis.

Dikatakan wajib karena hukum asal perintah menunjukkan kewajiban, dan dikatakan anjuran karena ada dalil yang menunjukkannya. Dan keduanya merupakan jalan hidup Nabi ﷺ yang tidak semestinya dijadikan bahan olokan.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar