Jumat, 01 Desember 2017

Redaksi Sholawat yang Menyelisihi Syariat

Ustadz mohon dijelaskan jenis-jenis sholawat yang tidak sesuai petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam?

Sholawat kepada Nabi termasuk amalan ketaatan yang paling utama. Hal ini telah diingatkan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam:

من صلى علي صلاة واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطت عنه عشر خطيات ورفعت له عشر درجات

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh dosanya, dan ditinggikan baginya sepuluh derajat." (Shohih Al-Adabil Mufrod no. 643)

Para Ulama menjelaskan sholawat Allah kepada hamba-Nya bermakna Allah merahmati hamba tersebut dengan rahmat-Nya yang Mahaluas.

Nabi shollallahu 'alaihi wasallam juga menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sholawat di hari Jumat beliau bersabda:

“Perbanyaklah bersholawat kepadaku di setiap hari Jumat karena sholawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jumat. Barangsiapa yang banyak bersholawat kepadaku maka dia yang paling dekat denganku kedudukannya.” (HR. Al-Baihaqi dan Shohih At-Targhib wat Tarhib 1673)

Kendati demikian, di sana ada redaksi-redaksi sholawat yang menyelisihi petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bahkan sholawat-sholawat tersebut merusak aqidah umat Islam. Di antaranya sholawat yang dikenal di masyarakat dengan nama "Sholawat Nariyah":

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِه ِالْحَوَائِجُ 

“Ya Allah, berikanlah sholawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjungan kami Muhammad yang karena sebab beliau terlepaslah ikatan kesulitan, terbebaskan dari petaka, tertunaikan segala hajat kebutuhan.”

Redaksi sholawat Nariyah ini mengandung pengultusan terhadap diri Nabi shollallahu 'alaihi wasallam yang diyakini mampu mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot, melepaskan manusia dari segala kesulitan dan memenuhi segala hajat. Ini keyakinan syirik yang bertolak belakang dengan aqidah tauhid yaitu meyakini hanya Allah semata yang kuasa mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot, termasuk manfaat dan mudhorot yang menimpa diri Nabi shollallahu 'alaihi wasallam.

Selain itu ada "Sholawat Badr" yang acapkali disenandungkan di masjid-masjid kaum Muslimin:

صَلَاةُ اللهِ سَلَامُ اللهِ عَلَى طَهَ رَسُولِ الله صَلَاةُ اللهِ سَلَامُ اللهِ عَلَى يس حَبِيبِ اللهِ تَوَسَّلْنَا بِبِسْمِ اللهِ وَباْلهَادِي رَسُولِ اللهِ وَكُلِّ مُجَاهِدٍ فِي اللهِ بِأَهْلِ الْبَدْرِ يَا اللهُ

"Sholawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Thoha Rosulillah. Sholawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Yasin Habibillah. Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan pemberi petunjuk (yaitu) Rosulillah dan dengan seluruh orang yang berjihad di jalan Allah, serta dengan ahli badr, ya Allah."

Kandungan sholawat Badr ini mengajak tawassul kepada Nabi shollallahu 'alaihi wasallam setelah beliau wafat. Begitupula tawassul kepada ahli badr atau kepada selain mereka dari orang-orang sholih yang telah wafat. Tidak ada dalil yang mensyariatkan hal tersebut, sedangkan hukum asal ibadah itu terlarang tidak boleh dikerjakan sampai ada dalil yang mensyariatkan.

Begitupula sholawat Fatih atau sholawat-sholawat lain yang kandungannya menyelisihi dalil-dalil Al-Qur'an was Sunnah. Semua sholawat itu baru diada-adakan ratusan tahun sepeninggal Nabi shollallahu 'alaihi wasallam.

Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau maka kita telah dicukupkan dengan sholawat-sholawat yang diajarkan oleh Nabi shollallahu 'alaihi wasallam contohnya seperti redaksi sholawat yang dibaca dalam sholat.

Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari sikap ghuluw (berlebih-lebihan) sebagaimana yang telah diperingatkan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, "Janganlah kalian melampaui batas terhadapku sebagaimana orang-orang Nashoro melampaui batas terhadap 'Isa bin Maryam." (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
______________________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar