Senin, 04 Desember 2017

Benarkah Sayyid Quthb Direkomendasikan Para Ulama?

Ada seorang doktor yang mengatakan bahwa hampir semua Ulama terkemuka abad ini seperti Syaikh bin Baz, Syaikh Al-Albani, Syaikh Al-Utsaimin telah mentazkiyah Sayyid Qutb dan menyanjung karya-karyanya. Tidak seperti Syaikh Rabi' Al-Madkhali yang dengan lancangnya menghujat Sayyid Qutb sebagaimana yang diikuti oleh kalangan Salafi klaimer. Padahal tulisan Syaikh Rabi' telah dibantah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid meski kalangan Salafi tidak mengakuinya? Mohon tanggapannya Ustadz

Jawab: Apa yang disampaikan oleh sang doktor menunjukkan beliau tidak mendalami apa yang diucapkannya. Namun karena modalnya kebencian yang membabi buta terhadap dakwah Salafiyyah, maka dia menyimpulkan dengan penuh emosional dan gelap mata. Benar yang dikatakan oleh Al-Imam Asy-Syafii:

وعين الرضا عن كل عيب كليلة ، ولكن عين السخط تبدي المساويا

"Mata keridhoan menutupi segala cela, sedangkan mata kebencian menampakkan segala cacat."

Para Ulama yang disebutkan oleh sang doktor seperti Syaikh bin Baz, Syaikh Al-Albani, Syaikh Al-'Utsaimin mereka sebetulnya mengkritik pemahaman Sayyid Quthb juga berdasarkan penelitian Syaikh Robi' Al-Madkholi. Adapun Syaikh Bakr Abu Zaid sesungguhnya tidak membela sosok Sayyid Quthb, akan tetapi beliau berupaya mendudukkan permasalahan dari sudut pandang yang lain. Perlu diketahui, Syaikh Bakr Abu Zaid dikenal sebagai Ulama yang keras pengingkarannya terhadap bid'ah dan ahlul bid'ah.

Kendati demikian, keterangan Syaikh Bakr disanggah kembali oleh Syaikh Robi' dan dibuktikan berdasarkan data dan fakta sebagaimana dalam kitab beliau yang berjudul, "Al-Haddul Fashil bainal Haq wal Bathil", dimana manhaj dan aqidah Sayyid Quthb betul-betul menyimpang setelah sampai nasehat Ulama kepadanya.

Lebih jelasnya berikut kami nukilkan ucapan para Ulama terkemuka yang diklaim oleh sang doktor memuji dan mentazkiyah Sayyid Quthb:

1. Ditanyakan kepada Syaikh Al-'Allamah bin Baz bahwa, "Sayyid Quthb berkata dalam kitabnya, “Fii Zhilalil Qur’an”, ketika ia menafsirkan firman Allah “Ar-Rohmanu ‘alal 'Arsyistawaa”, "Adapun “Al-Istiwaa ‘alal ‘Arsy” maka kami katakan, “Sesungguhnya istiwa itu sebagai kinayah (kiasan) tentang penguasaan Allah atas makhluk-Nya.” (Azh-Zhilal 4/2328, 6/3408)

Syaikh bin Baz menjawab:

هذا كله كلام فاسدٌ ، هذا معناه الهيمنة، ما أثبت الاستواء : معناه إنكار الاستواء المعروف، وهو العلو على العرش، وهذا باطلٌ يدل على أنه مسكين ضايع في التفسير

“Semua ini adalah perkataan yang rusak, dia memaksudkan penguasaan yang berarti dia idak menetapkan sifat Al-Istiwa’ bagi Allah. Artinya Sayyid Quthb mengingkari sifat Al-Istiwa’, padahal makna Al-Istiwa’ telah ma’ruf yaitu "Al-'Uluw ‘alal ‘Arsy” (Dia Allah Tinggi di atas 'Arsy-Nya). Maka penafsiran Sayyid Quthb ini batil dan ini menunjukkan sesungguhnya dia miskin dalam ilmu tafsir.” (Tasjilat Minhajissunnah Riyadh 1413 Hijriah)

2. Syaikh Al-'Allamah Al-Albani berkata:

كل ما رددته على سيد قطب حق وصواب، ومنه يتبين لكل قارئ مسلم على شيء من الثقافة الإسلامية أن سيد قطب لم يكن على معرفة بالإسلام بأصوله وفروعه. فجزاك الله خيراً أيها الأخ الربيع على قيامك بواجب البيان والكشف عن جهله وانحرافه عن الإسلام

“Semua bantahan Syaikh Robi' Al-Madkholi atas pemahaman Sayyid Quthb adalah kebenaran. Darinya beliau menjelaskan kepada para pembaca tentang “tsaqofah islamiyyah” (wawasan keislaman) bahwa Sayyid Quthb bukanlah orang yang mengetahui Islam baik secara ushul maupun furu’. Jazaakallahu kher kepada saudara Robi' atas tanggungjawabnya dalam menjelaskan dan menyingkap kejahilan Sayyid Quthb serta penyimpangannya dari ajaran Islam.” (Fatwa ini merujuk kepada tulisan tangan Syaikh Al-Albani di akhir hayat beliau)

3. Syaikh Al-'Allamah Al-‘Utsaimin ditanya terkait pendapat sebagian orang bahwa Sayyid Quthb berpemahaman “wihdatul wujud”. Beliau menjawab:

مطالعتي لكتب سيد قطب قليلة ولا أعلم عن حال الرجل، لكن قد كتب العلماء فيما يتعلق بمؤلفه في التفسير “ظلال القرآن”، كتبوا ملاحظات عليه، مثـل ما كتبـه الشيـخ عبد الله الدويش – رحمه الله – وكتب أخونا الشيخ ربيع المدخلي ملاحظات عليه ؛ على سيد قطب في التفسير وفي غيره. فمن أحب أن يراجعها فليراجعها

“Penelitian saya terhadap kitab-kitab Sayyid Quthb tidaklah seberapa, dan saya tidak tahu banyak tentang keadaan Sayyid Quthb. Akan tetapi, para Ulama telah menulis kritikan terhadap karya Sayyid Quthb yaitu kitab tafsirnya “Fi Zhilalil Qur’an”, dan mereka menulis beberapa catatan ilmiyyah atasnya. Seperti yang ditulis oleh Syaikh Abdullah Ad-Duwaisy -rohimahullah-, dan tulisan saudara kami Syaikh Robi' Al-Madkholi yang memberi catatan ilmiyyah atas tafsir Sayyid Quthb dan yang lainnya. Maka siapa saja yang ingin merujuk kepada catatan-catatan ilmiyyah tersebut, silakan dia merujuk kepadanya. (Al-Liqo Al-Maftuh Ats-Tsani di Jeddah 24/2/1421)

4. Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i berkata, “Sayyid Quthb dan Hasan Al-Banna adalah dua imam, yakni imamnya ahlul bid’ah.” (Fadho’ih wa Nasho’ih hal. 151)

5. Ditanyakan kepada Syaikh Al-'Allamah Abdul Muhsin Al-‘Abbad tentang keterangan Syaikh Robi' Al-Madkholi dalam membantah Sayyid Quthb yang dianggap zalim oleh sebagian pihak lantaran tidak menyebut kebaikan-kebaikan Sayyid Quthb ketika mengkritiknya. Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad menjawab:

“Terkait menyebut kebaikan-kebaikan seseorang yang dikritik saat menyebutkan kejelekan-kejelekannya, maka itu bukanlah hal yang diperlukan. Apakah orang yang hendak mentahdzir (memperingatkan manusia dari) penyimpangan seseorang dituntut untuk mencari tahu kebaikannya dulu?? Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sendiri ketika didatangi seorang wanita yang meminta nasehat tentang lamaran Mu’awiyah dan Abul Jahm, lantas apa yang dikatakan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam? Apakah beliau menyebut kebaikan-kebaikan Mu’awiyah bahwa ia penulis wahyu? Bahkan beliau hanya menyebutkan kekurangannya. Jadi ini perkara yang sudah ma'lum, bahwa ini adalah kasus tahdzir yang seseorang dituntut untuk menjelaskan sesuatu pada manusia di atas ilmu, sehingga manusia mendapat faidah atas peringatannya itu.” (Syarh Sunan Abi Dawud secara ringkas - Asy-Syarith 171) 

Demikian pula tulisan-tulisan Sayyid Quthb yang lain seperti dalam kitabnya, "Ma'alim Fit Thoriq", yang diakui oleh banyak pihak menjadi sumber inspirasi bagi gerakan destruktif dan tidak mencerminkan Islam yang diajarkan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan para Shohabatnya.

Semoga keterangan para Ulama di atas mencukupi sang doktor untuk menahan lisannya dari mendiskreditkan Ulama. Semoga Allah senantiasa membimbing sang doktor dan kita semua kepada jalan yang diridhoi-Nya, wa billahit tawfiq.
___________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar