Selasa, 12 Desember 2017

Bahaya Bicara Agama Tanpa Ilmu

Ilmu yang dimaksud adalah ilmu Al-Qur’an was Sunnah, kedua ilmu ini bersumber dari wahyu Allah. Sedangkan pembicaraan tentang Allah meliputi nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, agama-Nya serta syariat-Nya yang mulia. Allah berfirman:

قل إنما حرم ربي الفواحش ما ظهر منها وما بطن والإثم والبغي بغير الحق وأن تشركوا بالله ما لم ينزل به سلطانا وأن تقولوا على الله ما لا تعلمون

“Katakanlah, “Robbku hanyalah mengharomkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan dosa besar serta perbuatan zalim yaitu mengambil hak orang lain dengan cara yang tidak benar, dan menyekutukan Allah dengan selain-Nya yang Allah tidak turunkan baginya alasan pembenarannya, dan juga yang Allah larang adalah kalian berbicara tentang Allah dengan apa yang kalian tidak mengerti.” (Al-A’rof: 33)

Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menjelaskan:

فرتب المحرمات أربع مراتب وبدأ بأسهلها وهو الفواحش ثم ثنى بما هو أشد تحريما منه وهو الإثم والظلم ثم ثلث بما هو أعظم تحريما منهما وهو الشرك به سبحانه ثم ربع بما هو أشد تحريما من ذلك كله وهو القول عليه بلا علم وهذا يعم القول عليه سبحانه بلا علم في أسمائه وصفاته وأفعاله وفي دينه وشرعه وقال تعالى 

“Dalam ayat ini disebutkan keharoman terbagi menjadi empat tingkatan. Dimulai dari tingkat keharoman yang paling ringan yaitu perbuatan-perbuatan keji, kemudian tingkatan kedua lebih berat lagi keharomannya yaitu perbuatan dosa dan kezaliman, kemudian tingkatan ketiga lebih berat lagi keharomannya dari dua tingkatan sebelumnya yaitu perbuatan syirik, kemudian tingkatan keempat yang paling berat keharomannya yaitu berbicara tentang Allah tanpa dasar ilmu tentang nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, agama-Nya serta syariat-Nya, kemudian Allah ta’ala berfirman:

ولا تقولوا لما تصف ألسنتكم الكذب هذا حلال وهذا حرام لتفتروا على الله الكذب إن الذين يفترون على الله الكذب لا يفلحون متاع قليل ولهم عذاب أليم

“Dan janganlah kalian mengatakan tentang apa yang disebut-sebut oleh lisan kalian secara dusta, ini halal dan ini harom, untuk mengada-adakan kebohongan atas nama Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan atas nama Allah tidak akan beruntung. (Mereka itu di dunia mendapatkan) kesenangan yang sedikit dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih.” (I’lamul Muwaqqi’in ‘an Robbil ‘Alamin 1/38)

Mengapa berbicara tentang Allah dan agama-Nya tanpa dasar ilmu dan pemahaman yang benar sebagai keharoman yang paling berat? Karena hal itu dapat menjadi sebab kesyirikan, kekufuran dan kebid’ahan sekaligus bersamaan.
________

Fikri Abul Hasan

http://t.me/manhajulhaq

0 comments:

Posting Komentar