Rabu, 04 Oktober 2017

Kapan Seseorang Disebut Ahlul Bid'ah?

Apakah setiap orang yang melakukan bid’ah disebut ahlul bid’ah? Kapan berlakunya penyebutan ahlul bid’ah terhadap seseorang?

Jawab Syaikh Al-'Allamah Abdul 'Aziz bin Baz:

الأصل وما يسمى أن من فعل بدعة يقال له مبتدع، هذا هو الأصل، من فعل بدعة يقال له مبتدع، لكن إذا كان جاهلاً يعلم ومتى تاب لا يسمى مبتدعاً، وإذا أصر يسمى مبتدع على حسب بدعته، فالذي يصر على الاحتفال بالمولد أو بالموالد الأخرى يسمى مبتدع حتى يتوب، والذي يصر على البناء على القبور والصلاة عند القبور أو بناء المساجد عليها، أو قراءة الكتب عليها يسمى مبتدع وهكذا من فعل البدعة التي حرمها الله يسمى مبتدع 

"Hukum asalnya barangsiapa yang melakukan bid’ah maka dia disebut mubtadi' (ahlul bid’ah). Ini hukum asalnya. Barangsiapa yang berbuat bid’ah maka dia disebut ahlul bid'ah. Akan tetapi jika dia jahil (tidak mengerti) maka ajarilah dia. Apabila dia mau bertaubat, maka tidak disebut sebagai ahlul bid'ah. Namun jika dia terus-menerus di atas bid'ahnya maka disebut ahlul bid'ah sesuai kadar kebid’ahannya. Maka orang yang terus-menerus merayakan maulid Nabi, atau maulid-maulid yang lain, maka dia disebut ahlul bid'ah sampai dia mau bertaubat kepada Allah. Orang yang terus-menerus membikin bangunan di atas kuburan, sholat di sisi kuburan, membangun masjid di atasnya, membaca kitab-kitab di atas kuburan, maka dia disebut ahlul bid'ah. Demikianlah orang yang melakukan kebid’ahan yang telah Allah haromkan, maka dia disebut ahlul bid'ah.

يقول النبي - صلى الله عليه وسلم -:(إياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعةٍ ضلالة)، ويقول عليه الصلاة والسلام في الحديث الصحيح في خطبة الجمعة:(أما بعـد فإن خير الحديث كلام الله، وخير الهدي هدي محمد - صلى الله عليه وسلم - وشر الأمور محدثاتها وكل محدثةٍ بدعة، وكل بدعةٍ ضلالة)، ويقول - صلى الله عليه وسلم -: (من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد)

Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Hati-hatilah kalian dari perkara baru yang diada-adakan dalam beragama, karena setiap bid’ah itu adalah kesesatan.” Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda dalam hadits yang shohih sewaktu khutbah Jumat, “Amma ba’d, sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kalamullah (Al-Qur'an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -shollallahu ‘alaihi wasallam- dan sejelek-jelek urusan adalah perkara baru yang diada-adakan dalam beragama, dan setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu adalah kesesaan.” Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan, yang tidak sesuai ajaran kami, maka amalan itu tertolak.”

فالمسلم يمتثل أمر الرسول - صلى الله عليه وسلم - ويؤيد ما فعله عليه الصلاة والسلام ويحذر من البدع ويسمى أهلها مبتدعين حتى يتوبوا إلى الله عز وجل، والجاهل يعلم ومن تاب تاب الله عليه.

Maka seorang muslim berupaya menjalankan perintah Rosul shollallahu ‘alaihi wasallam dan menyokong apa yang diamalkan oleh beliau 'alaihissholatu wassalam, serta mentahdzir (memperingatkan manusia) dari bahaya bid’ah dan menyebut para pelakunya sebagai ahlul bid’ah sampai mereka bertaubat kepada Allah 'azza wa jalla. Adapun orang yang jahil (tidak mengerti), maka dia diajari dengan ilmu, dan siapa saja yang bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya." (Via binbaz.org.sa/noor/1838)

Syaikh Al-'Allamah Robi' bin Hadi Al-Madkholi berkata, "Ahlul bid'ah sekarang ini mayoritas wal-'iyadzubillah! Maka kita tidaklah menghajr (memboikot) mereka semua, mereka adalah medan dakwah kita, kita ajak mereka kembali ke jalan Allah dengan cara yang hikmah dan nasehat yang baik. Adapun para pimpinan dan penggeraknya dan para dai yang mengajak kepada kebatilannya, baik melalui buku-buku, majalah, rekaman, ceramah, maupun situs-situs mereka, maka kita memerangi mereka dan mentahdzir (memperingatkan manusia) dari bahaya penyimpangan mereka, tidak duduk bersama mereka dan tidak mengambil faidah dari mereka." (Majmu'ah Kutub wa Rosa'il wa Fatawa Al-'Allamah Robi' bin Hadi Al-Madkholi 2/351)

Beliau hafidzhohullah juga berkata, "Ahlul bid'ah seperti Syiah Rofidhoh, Khowarij, Jahmiyyah, Qodariyyah, Mu'tazilah, Shufiyyah, Quburiyyah, Murji'ah, dan yang mengikuti manhaj mereka seperti Ikhwanul Muslimin, Jamaah Tabligh, dan semisal mereka." (Al-Mawqifus Shohih min Ahlil Bida' hal. 27)

Fikri Abul Hasan

Telegram Channel
https://t.me/manhajulhaq

0 comments:

Posting Komentar