Minggu, 24 September 2017

Lisan Cermin Agama Seseorang

Dari Abu Hurairoh, dari Nabi ﷺ bersabda:

إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله لا يلقي لها بالا يرفعه الله بها درجات وإن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

“Sesungguhnya seorang hamba ada yang berkata dengan perkataan yang mendatangkan ridho Allah, meski dirinya tidak menyadari perkataannya itu mengundang keridhoan Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba ada yang berkata dengan suatu perkataan yang dibenci Allah, namun dia tidak memikirkan bahwa perkataannya itu dapat mengundang kemurkaan Allah, maka menjadi sebab dirinya masuk ke dalam neraka jahannam.” (HR. Al-Bukhori 6487)

Al-Imam Asy-Syafii berkata, "Apabila seseorang ingin berbicara hendaklah dia pikirkan terlebih dahulu, jika tidak ada mafsadahnya maka berbicaralah, namun jika ada mafsadahnya dan meragukan maka tahanlah.” (Syarh Shohih Muslim 1/17)

Al-Imam Abu Hatim bin Hibban Al-Busti berlata, “Lisannya orang yang 'aqil (berakal) ada di belakang hatinya, setiap kali ingin mengatakan sesuatu dia rujukkan kepada hatinya, jika pantas maka ia utarakan, jika tidak maka ia diam. Sedangkan hatinya orang yang jahil (bodoh) berada di ujung lisannya, apa saja yang sampai kepada lisannya maka langsung ia utarakan. Sungguh tidaklah paham agama orang yang tak mampu menjaga lisannya." (Roudhotul 'Uqola' wa Nuz-hatul Fudhola' hal. 49)

Fikri Abul Hasan

Telegram Channel
https://t.me/manhajulhaq

0 comments:

Posting Komentar