Jumat, 18 Agustus 2017

Faidah Hadits Handzholah Al-Usayyidi

Tatkala Handzholah Al-Usayyidi merasa dalam dirinya ada kemunafikan dan mengeluhkannya kepada Abu Bakr maka bertolaklah keduanya mendatangi Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Handzholah berkata:

فانطلقت أنا وأبو بكر حتى دخلنا على رسول الله صلى الله عليه وسلم، قلت: نافق حنظلة يا رسول الله، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "وما ذاك؟." قلت: يا رسول الله نكون عندك تذكرنا بالنار والجنة، حتى كأنا رأي عين، فإذا خرجنا من عندك عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " والذي نفسي بيده؛ إن لو تدومون على ما تكونون عندي وفي الذكر لصافحتكم الملائكة على فرشكم، وفي طرقكم، ولكن يا حنظلة ساعة وساعة ثلاث مرات

"Maka aku dan Abu Bakr pergi mendatangi Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan masuk menemui beliau. Aku berkata kepada beliau, "Handzholah telah menjadi munafik wahai Rosulullah!”, maka Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bertanya, “Ada apa denganmu?” Aku menjawab, “Wahai Rosulullah, ketika kami berada di sisimu dan engkau mengingatkan kami tentang neraka dan surga maka seakan-akan semua itu terlihat di pelupuk mata kami, namun setelah kami keluar meninggalkanmu, maka kami tersibukkan dengan isteri-isteri dan anak-anak serta pekerjaan sehingga membuat kami lupa banyak hal”. Maka Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, andaikata kalian senantiasa berada dalam keadaan seperti saat bersamaku dan senantiasa berdzikir niscaya para malaikat akan memberi salam kepada kalian di atas tempat tidur kalian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi wahai Hanzholah, "Ada saatnya begini dan ada saatnya begitu", beliau mengucapkannya tiga kali." (HR. Muslim 2750)

Riwayat ini menunjukkan jujurnya Handzholah dalam keimanan dan tawadhunya beliau sehingga menyadari banyaknya kekurangan dalam menjalani ketaatan dan merasa telah berbuat kemunafikan. Dan keadaan para Shohabat Nabi umumnya memang demikian seperti yang disebutkan oleh Ibnu Abi Mulaikah:

أدركت من ثلاثين أصحاب النبي كلهم يخاف النفاق على نفسه

"Aku telah menjumpai tigapuluh orang Shohabat Nabi, mereka semua mengkhawatirkan dirinya tertimpa kemunafikan.” (Riwayat Al-Bukhori 36)

Lalu apakah riwayat Handzholah ini menunjukkan para Shohabat bermalas-malas dalam ibadah yang wajib dan bermudah-mudahan melakukan yang mungkar?

Jawabannya tidak demikian, bahkan itu termasuk kekeliruan dalam memahami hadits Handzholah tersebut. Karena perkara yang diwajibkan oleh syariat hukumnya wajib ditunaikan sesuai kemampuan, sedang Allah Mahatahu kemampuan masing-masing hamba-Nya, seperti sholat, maka sholat diwajibkan berdiri, bila tidak mampu maka duduk, bila tidak mampu maka dengan berbaring. Begitupula dengan larangan, apa saja yang dilarang oleh syariat maka wajib ditinggalkan.

Adapun makna perkataan Handzholah "sehingga membuat kami lupa banyak hal", dijelaskan oleh Al-Imam Ath-Thibi:

أي كثيرا مما ذكرتنا به

"Maksudnya banyak lupa dari apa yang telah Nabi shollallahu 'alaihi wasallam peringatkan kami dengannya." (Syarh Shohih Muslim An-Nawawi 17/66)

Yaitu peringatan-peringatan tentang surga dan neraka tidak hadir diingatannya setelah berjumpa dengan isteri, anak-anak atau ketika sedang bekerja. Maka Nabi shollallahu 'alaihi wasallam ingatkan tentang keutamaan mendawamkan dzikir akan tetapi tidak tercela bersenang-senang dengan isteri, anak-anak, atau menyisihkan waktu untuk bekerja. Semua itu tidaklah tergolong kemunafikan. Hanyalah yang tercela bila isteri, anak-anak atau pekerjaannya melalaikan seseorang dari kewajiban.

Syaikh Al-'Allamah Al-'Utsaimin menjelaskan maksud perkataan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, "Ada saatnya begini, ada saatnya begitu":

يعني ساعة للرب عز وجل ، وساعة مع الأهل والأولاد ، وساعة للنفس حتى يعطي الإنسان لنفسه راحتها

"Yakni ada saatnya menyibukkan diri untuk beribadah kepada Allah 'azza wa jalla, ada saatnya meluangkan waktu bersama isteri dan anak-anak, dan ada saatnya waktu untuk menyendiri sehinggas seseorang dapat memenuhi hak dirinya untuk beristirahat." (Syarh Riyadhissholihin 2/235)

Riwayat Handzholah di atas juga mengajak kita untuk banyak-banyak bermuhasabah (evaluasi diri), berupaya menambah keimanan dengan ketaatan, dan merujuk kepada para ahlul ilmi tatkala menghadapi persoalan.
_____________

Fikri Abul Hasan

Telegram Channel
https://t.me/manhajulhaq

0 comments:

Posting Komentar