Rabu, 23 Agustus 2017

Benarkah Hadits yang Menganjurkan Puasa Tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah Berstatus Dho'if?

Ustadz apakah benar riwayat-riwayat yang menganjurkan puasa tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah berkisar dho'if tidak bisa dijadikan hujjah? Contohnya seperti riwayat berikut, "Tidak ada hari yang lebih dicintai Allah untuk beribadah padanya daripada 10 hari Dzulhijjah. Saum setiap hari padanya sebanding dengan shaum setahun. Dan qiyamul lail setiap malam padanya sebanding dengan qiyam lailatul qadr.” HR. At-Tirmidzi, Al-Baghawi, dan al-Baihaqi? Mohon penjelasannya jazakumullah khoir.

Jawab: Terkait amalan puasa di bulan Dzulhijjah banyak beredar broadcast yang menyebutkan tidak dianjurkannya puasa tanggal 1 sampai tanggal 9 lantaran hadits-haditsnya dho'if (lemah) dan yang shohih hanya puasa 'Arofah di tanggal 9 saja. Riwayat dho'if yang dimaksud sebagai berikut:

 ما من أيام أحب إلى الله أن يتعبد له فيها من عشر ذي الحجة يعدل صيام كل يوم منها بصيام سنة وقيام كل ليلة منها بقيام ليلة القدر

"Tidaklah ada hari yang lebih dicintai Allah untuk beribadah di dalamnya daripada 10 hari Dzulhijjah. Sehari puasa di dalamnya sebanding dengan puasa setahun penuh dan qiyamul lail setiap malamnya sebanding dengan qiyamul lail di malam lailatul qodr.”

Hadits ini dikeluarkan oleh At-Tirmidzi 758, Ibnu Majah 1728, Al-Bazzar 7816. Sanad hadits ini didho'ifkan oleh para Ulama karena ada rowi dho'if bernama Nahhas bin Qohm dan Mas'ud bin Washil.

Al-Imam At-Tirmidzi sendiri berkata, "Hadits ini ghorib!". Al-Hafidzh Ibnu Hajar Al-'Asqolani berkata, "Sanadnya dho'if!" dalam Fat-hul Bari 2/534. Syaikh Al-'Allamah Al-Albani mendho'ifkannya dalam "Silsilah Adh-Dho'ifah 5142.

Akan tetapi di sana ada riwayat-riwayat shohih yang menganjurkan puasa tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. Antara lain riwayat Ibnu Abbas rodhiyallahu 'anhuma, bahwa Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء

“Tidaklah ada hari-hari dimana amalan sholih lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para Shohabat bertanya, “Wahai Rosulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?" Beliau berkata, “Tidak pula jihad di jalan Allah! Kecuali orang yang keluar berperang dengan jiwanya dan hartanya kemudian dia tidak kembali pulang.” (HR. Al-Bukhori 969, Abu Dawud 2438, At-Tirmidzi 757)

Juga riwayat Hunaidah bin Kholid, dari isterinya berkata, sebagian isteri Nabi menceritakan bahwa Nabi shollallahu 'alaihi wasallam:

كان يصوم يوم عاشوراء و تسعا من ذي الحجة وثلاثة أيام من الشهر أو الإثنين من الشهر وخميسين

"Dahulu berpuasa pada hari 'Asyuro (10 Muharrom), sembilan hari awal Dzulhijjah, tiga hari setiap bulan, dan puasa senin kamis." (HR. Ahmad 22388, Abu Dawud 2437, An-Nasa'i 2681 & 2725, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani "Shohih Sunan Abi Dawud" 2437)

Riwayat ini dalil yang shorih (tegas) dianjurkannya berpuasa sembilan hari di permulaan bulan Dzulhijjah. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) Ulama sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Al-'Allamah Abdurrohman bin Qosim dalam "Hasyiah Ar-Roudhil Murbi'".
____________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar