Sabtu, 24 Juni 2017

Sunnah-Sunnah yang Diabaikan Saat Berhari Raya

Sunnah yang dimaksud di sini adalah ajaran Nabi shollallahu 'alaihi wasallam yang diteladani oleh para Shohabat beliau. Ada sebagian sunnah yang nampaknya kurang diperhatikan oleh banyak kaum Muslimin saat berhari raya. Berikut sunnah-sunnah yang dimaksud:

1. Bertakbir Saat Menuju Lapangan

Allah berfirman:

ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur." (Al-Baqoroh: 185)

Bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam keluar untuk sholat ‘Iedul Fithri dan 'Iedul Adh-ha bersama Al-Fadhl bin ‘Abbas, Abdullah, Al-‘Abbas, ‘Ali, Ja’far, Al-Hasan, Al-Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah dan Aiman bin Ummi Aiman:

رافعا صوته بالتهليل والتكبير

"Mengeraskan suaranya dengan tahlil dan takbir." (Riwayat Al-Baihaqi dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Irwa'ul Gholil" 2/123)

Dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar:

أنه كان يكبر إذا غدا إلى المصلى يوم العيد

"Bahwa beliau bertakbir ketika keluar di pagi hari menuju tanah lapang pada hari ‘Ied. (Riwayat Al-Firyabi dalam “Ahkamul ‘Iedain” hal. 110 no. 39 sanadnya shohih)

Syaikh Al-'Allamah Al-Albani berkata, "Di sini ada dalil disyariatkannya bertakbir dengan mengangkat suara selama perjalanan menuju tempat sholat. Kendati banyak orang yang mulai meremehkan sunnah ini hampir-hampir hanya menjadi sekedar cerita semata. Sikap seperti ini sebagai bukti lemahnya mental dalam berislam dan malu menampakkan sunnah dengan terang-terangan. Dalam kesempatan ini perlu kami ingatkan pula bahwa mengeraskan takbir di sini tidaklah disyariatkan dilafalkan satu suara secara berjamaah seperti yang dilakukan oleh sebagian orang.” (Silsilah Ash-Shohihah 1/331)

Sedangkan bagi para wanita dianjurkan bertakbir tanpa mengeraskan suaranya sebagaimana yang diriwayatkan Ummu 'Athiyyah. (Fat-hul Bari 9/33)

Adapun lafal takbir yang diriwayatkan oleh para Shohabat di antaranya:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

2. Wanita Haid Tetap Hadir di Lapangan 

Ummu ‘Athiyyah rodhiyallahu ‘anha berkata:

أُمرنا أن نخرج العواتق والحيض في العيدين يشهدان الخير ودعوة المسلمين، ويعتزل الحُيّض المصلى قالت إحداهن: يا رسول الله، إن لم يكن لها جلباب، قال: فلتعرها أختها من جلابيبها

“Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami di hari ‘Iedul Fithri dan ‘Iedul Adh-ha untuk mengeluarkan para gadis, wanita haid dan para wanita pingitan (menuju lapangan sholat ‘ied). Adapun wanita haid mereka menjauhi sholat dan menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslimin.” Ada yang bertanya, “Wahai Rosulullah, bila salah seorang di antara kami tidak memiliki jilbab?” Maka beliau berkata, “Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbab kepadanya.” (HR. Al-Bukhori & Muslim)

3. Seusai Sholat 'Ied Mengucapkan, "Taqobbalalloohu Minnaa wa Minkum".

Ibnu Hajar Al-'Asqolani Asy-Syafi'i berkata, “Dalam “Al Mahamiliyyat” dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata: 

كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض : تقبل الله منا ومنك

"Para Shohabat Nabi bila bertemu di hari raya sebagian mereka berkata kepada yang lain, "Taqobbalalloohu minnaa wa minkum" (Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kalian)." (Fat-hul Bari 2/446)

Ucapan ini sekalipun hukumnya mubah, akan tetapi lebih pantas untuk kita teladani guna menyerupai para Shohabat Nabi.

4. Mengambil Jalan Lain Sepulang Sholat

Dari Jabir bin Abdillah:

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم عيد خالف الطريق

"Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam pada hari raya biasa mengambil jalan yang berlainan.” (HR. Al-Bukhori 986)

Adapun sholat sunnah dua rokaat di rumah sepulang sholat 'ied maka keabsahan riwayatnya diperselisihkan oleh para Ulama.

5. Niatkan Saling Berkunjung Karena Allah

Allah berfirman:

حقت محبتي للمتحابين في ، وحقت محبتي  للمتباذلين في ، وحقت محبتي للمتزاورين في

“Kecintaan-Ku berhak bagi mereka yang saling menyintai karena Aku, kecintaan-Ku berhak bagi mereka yang saling tolong-menolong karena Aku, dan kecintaan-Ku berhak bagi mereka yang saling berkunjung karena Aku.” (HR. Ahmad dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Shohih At-Targhib" 3020)

Fikri Abul Hasan

Telegram Channel

http://bit.ly/2o6nfMe

0 comments:

Posting Komentar