Selasa, 04 April 2017

Keabsahan Hadits Garam (?)

Riwayat-riwayat yang menyebutkan keutamaan garam sebagai bumbu dan lauk berkisar dho'if (lemah) dan maudhu' (palsu). Riwayatnya antara lain sebagai berikut:

سيد إدامكم الملح

"Sebaik-baik bumbu kalian adalah garam."

Riwayat ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah 3314 dalam Sunannya dari jalan dalam Hisyam bin Ammar, telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Isa bin Abi Isa, dari Musa, dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu, bahwa Rosulullah ﷺ bersabda demikian.

Dalam sanadnya ada rowi yang bernama Isa bin Abi Isa yang dikatakan oleh Abu Dawud, An-Nasa'i, Ad-Daruquthni "matrukul hadits" yakni rowi yang matruk. Al-Imam Asy-Syaukani menegaskan sanadnya lemah sebagaimana dalam "Al-Fawa'idul Majmu'ah" hal. 169. Syaikh Nashir mendho'ifkan haditsnya sebagaimana dalam "Dho'iful Jami'" 3315.

Begitupula dengan riwayat yang menyebutkan:

يا علي عليك بالملح فإنه شفاء من سبعين داء الجذام والبرص والجنون

"Wahai 'Ali, makanlah garam karena ia sebagai obat 70 penyakit di antaranya lepra, kusta dan gila." 

Ibnul Jauzi memasukkan riwayat ini dalam kitabnya "Al-Maudhu'at" (kumpulan hadits lemah dan palsu) 2/289, Ibnul Qoyyim dalam "Al-Manarul Munif" hal. 55.

Maka tidak halal menganggap riwayat ini sebagai sabda Nabi ﷺ sebagaimana yang telah beredar luas.

Fikri Abul Hasan 


0 comments:

Posting Komentar