Senin, 17 April 2017

Benarkah Salafiyyin "Khowarij Ma'ad Du'at, Murji'ah Ma'al Hukkam, Qodariyyah Ma'al Yahud"?

Belakangan ini beredar tudingan terhadap Salafiyyin dengan istilah "Khawarij ma'ad du'at, murji'ah ma'al hukkam, qadariyyah ma'al yahud", apa maksud perkataan ini Ustadz? Jazakumullah khair.

Jawab: Berbagai tuduhan maupun celaan yang dilontarkan kepada Salafiyyin bukanlah hal yang aneh. Bahkan ini adalah kemestian yang harus dilalui oleh ahlul haq tatkala mengupayakan perbaikan di tengah-tengah manusia. Al-Imam Ibnul Qoyyim berkata:

والحق منصور وممتحن فلا ... تعجب فهذي سنة الرحمن

"Al-haq akan ditolong dan akan diuji, maka jangan engkau heran karena ini ketetapan-Nya Ar-Rohman." (Al-Kafiyah Asy-Syafiyah hal. 17)

Istilah "Khowarij ma'ad du'at, murji'ah ma'al hukkam, qodariyyah ma'al yahud" adalah tuduhan dusta yang dialamatkan kepada Salafiyyin dan para Ulamanya. Tiada lain tujuannya ingin membuat manusia lari dari dakwah Salafiyyah.

Maksud perkataan "Khowarij ma'ad du'at" menurut mereka Salafiyyin adalah orang-orang mudah mengkafirkan para da'i yang tidak semanhaj dengannya.

Sedangkan "Murji'ah ma'al hukkam" maksudnya Salafiyyin adalah para penjilat penguasa yang mengajak taat seperti kerbau, mengabaikan inkarul munkar, dan tidak mau mengkafirkan penguasa.

Adapun "Qodariyyah ma'al yahud" maksudnya Salafiyyin tidak peduli dengan kondisi kaum Muslimin, hanya sibuk dakwah dan mengabaikan makar zionis.

Tuduhan-tuduhan murahan semacam itu sesungguhnya berasal dari kelompok-kelompok harokah yang bermanhaj Ikhwanul Muslimin. Tuduhan ini sebetulnya bukan baru mencuat sekarang tetapi sudah berlangsung lama bersamaan dengan munculnya tokoh-tokoh harokah yang sering mengaku sebagai Ahlussunnah.

Syaikh Al-'Allamah Al-Albani ketika ditanya dengan tuduhan semacam itu beliau menjawab:

الله أكبر هذا زين لهم الشيطان أعمالهم فأضلهم عن سواء السبيل يحسبون أنهم يحسنون صنعًا بهذا التقسيم الله المستعان

"Allahu akbar! Ini adalah perkara yang syaithon telah menghiasi mereka atas apa yang mereka perbuat. Syaithon menyesatkan mereka menyimpang dari jalan yang lurus, sedang mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya dengan tuduhannya itu, Allahul musta'an!" (Silsilatul Huda wan Nur 849b)

Begitupula dengan istilah "Talafy" yang sering dipakai untuk membuat orang lari dari manhaj Salaf. Syaikh Al-'Allamah Al-'Utsaimin mengatakan, "Orang yang menyebut manhaj Salafy sebagai manhaj Talafy, dialah yang sebetulnya talif! (perusak)." (Liqo' Babil Maftuh 235)

Maka semua itu adalah tuduhan dusta yang mengada-ada. Apa yang dilakukan oleh Salafiyyin sebetulnya bertolak dari prinsip "At-Tashfiyah" (pemurnian aqidah dari syirik dan bid'ah) dan "At-Tarbiyah" (pembekalan tauhid dan sunnah). Inilah manhaj dakwah Salafussholih yang acapkali dipandang sebelah mata.

Salafiyyin mengkritik dan membantah berdasarkan hujjah ilmiyyah berharap agar penyimpangan yang bersangkutan tidak menjadi dosa jariyah. Ini termasuk kewajiban amar ma'ruf nahi munkar yang tidak boleh dianggap sepele. Bersamaan dengan itu pula, Salafiyyin tidak pernah mengklaim dirinya ma'shum (terjaga dari kesalahan), tidak mau menerima masukan, apalagi diklaim sebagai pemegang kunci surga (??).

Ketika Salafiyyin mendoakan kebaikan bagi para penguasa tidak berarti ridho dengan kemungkaran yang dilakukan oleh mereka. Karena ketaatan hanya dalam hal yang ma'ruf dan harom hukumnya taat dalam hal yang mungkar. Para Ulama Salaf seperti Fudhoil bin ‘Iyadh, Imam Ahmad bin Hanbal dan selain beliau berkata:

لو كان لنا دعوة مجابة لدعونا بها للسلطان

“Andai saja kami memiliki doa yang pasti dikabulkan, niscaya kami akan doakan kebaikan bagi penguasa.” (As-Siyasah Asy-Syar’iyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal. 129)

Artinya bila sang penguasa baik maka akan menjadi sebab kebaikan bagi rakyatnya. Namun tidak dinafikan juga bahwa munculnya penguasa yang jelek adalah cerminan dari jeleknya rakyat dan jauhnya mereka dari agama.

Salafiyyin berupaya mengadakan perbaikan melalui jalur dakwah sebagaimana cara perbaikan yang ditempuh oleh Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan para Shohabatnya. Inilah hakikat istilah "Salafy" yaitu orang yang menempuh cara beragama Salafussholih bukan cara beragama orang di masa kini, wa billahit tawfiq.
____________

Fikri Abul Hasan


0 comments:

Posting Komentar