Jumat, 06 Januari 2017

Sayyidul Istighfar

Dari Syaddad bin Aus rodhiyallahu 'anhu, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sayyidul istighfar seorang hamba mengucapkan:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ 

"Alloohumma anta robbi laa ilaaha illa anta, kholaqtani wa ana 'abduk wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu, a'uudzubika min syarri maa shona'tu, abuu'u laka bi ni'matika 'alayya wa abuu'u bidzanbi, faghfirli fa innahu laa yaghfirudzdzunuuba illa anta."

(Ya Allah, Engkau adalah Robbku, tak ada sesembahan yang benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari jeleknya perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu maka ampunilah aku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau)

Barangsiapa membacanya di siang hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum petang, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di malam hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum pagi, maka dia termasuk penghuni surga." (HR. Al-Bukhori 6306)

Para Ulama menjelaskan, kalimat ini disebut "sayyidul istighfar" (junjungan istighfar) karena di dalamnya terkandung makna taubat yang menyeluruh, pengakuan atas keagungan Allah dalam perkara Rububiyyah-Nya, Uluhiyyah-Nya dan Al-Asma' was Shifat, serta pengakuan sebagai hamba yang menyadari banyak kelemahan seraya memohon pengampunan dan curahan rahmat dari Allah atas segala dosa dan kekurangan.
________________________

Fikri Abul Hasan

2 komentar:

  1. Assalamualaikum ustadz..bila kami masih punya hutang dan masih punya riba (sedang bertaubat) apakah masih bisa masuk ke dalam tulisan ini.

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Hutang wajib dibayar. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. At-Tirmidzi 1078 dishahihkan Syaikh Al-Albani)

    "Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutangnya.” (HR. Muslim 1886)

    Berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan melunasi hutang. Adapun riba wajib saudara bertaubat darinya dengan membaca sayyidul istighfar di atas.

    BalasHapus