Kamis, 06 Oktober 2016

Siapakah yang Membantah Ahlul Bid'ah? (Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i)

Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i berkata:

أما أننا نقولُ : لا يُردُّ على أهلِ البِدَعِ ، فكثيرًا مِنْ عُلمائنا قَدْ قالوا- نعم – قدْ قالوا : إنّ الردَّ على أهلِ البِدَعِ أفْضَل مِنَ الجِهادِ في سبيلِ اللهِ ، وهو صحيحٌ ، لأنّ الردّ عملٌ مُسْتمرٌ ، والجهادُ وقتٌ مؤقتٌ ، ولكنْ هذا كما قيلَ أو ماذا ؟- بارك الله فيكم – فالقصدُ أنّ هؤلاءِ الذينَ يقْتَطعونَ الكلماتِ مِنَ السياقِ ، ومِنَ التوجِهاتِ 

"Adapun kalau kami mengatakan, "Tidak perlu membantah ahlul bid’ah" (maka ini bagi pemula), karena banyak dari Ulama kita telah menegaskan bahwa membantah ahlul bid’ah lebih utama dari jihad fi sabilillah, dan ini perkataan yang tidak disangsikan lagi kebenarannya. Sebab membantah ahlul bid’ah adalah amalan yang berkesinambungan, sedangkan jihad di medan perang sangat kondisional. Akan tetapi ini seperti yang dikatakan atau bagaimana? -barokallahu fikum- Sebetulnya merekalah yang memotong perkataan-perkataan dari konteksnya dan memotong-motong kalimat dari nasehat-nasehat kami (seolah kami melarang membantah ahlul bid'ah, pent)

ونحنُ أيضًا على هذا نَنصَحُ طُلَّبنا ، ونَنْصَحُ إخواننا المُبْتدئينَ الذينَ يَقْطعونَ وقتًا طويلًا في فلان حزبيّ ، فلان ليس بحزبيّ ، فلان كذا وفلان كذا ننصحُهم أنْ يبْدؤوا بتحصيلِ العلْمِ النافعِ ، فإذا أصبحوا عُلماء مُبَرِّزينَ فلهم أنْ يقولوا ما يشاؤونَ ، وأنْ يدعوا إلى ما يشاؤونَ مما يوافقُ الكتابَ والسُنّة

Dan kami juga menasehatkan murid-murid kami, menasehatkan para pemula yang menghabiskan waktunya yang panjang hanya untuk mengatakan, "si Fulan hizbi", "si Fulan bukan hizbi", "si Fulan begini", "si Fulan begitu", kami nasehatkan agar mereka mulai mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat (seperti yang beliau katakan menghafal Qur'an, mempelajari manhaj dan aqidah Salaf, ilmu hadits, bahasa Arab dan yang lainnya, -pent). Apabila mereka telah menjadi orang-orang yang berilmu dan kokoh pemahamannya maka silakan sampaikan apa yang mereka inginkan, dan berdakwahlah kepada apa yang mereka inginkan selama mencocoki Al-Qur'an was Sunnah.

وإنني أحمد اللهَ – سُبْحانَهُ وتعالى – فأشرطتي ، وكُتُبيّ المؤلفة تُكَذبُ هذهِ ، أو تكذِبُ مزاعِمَهم هذهِ – نعم – فماذا ؟ أول ما خَرَجْتُ إلى اليمن كتبْتُ “الشفاعةَ ” وهي تُعْتَبَرُ ردّ على المعْتَزِلةِ ، وعلى الشِيعَةِ الذينَ هُمْ أذنابِ المُعْتَزلةِ فإنّهم يُنْكِرونَ بَعْض مقاماتِ الشفاعةِ ، ثُم بعدُها أيضًا ” رياضُ الجَنّةِ في الردّ على أعداءِ السُنّةِ ” ثم بعدُ هذا أيضًا “إرشادِ ذوي الفطَنِ لإبعادِ غلاةِ الروافضِ مِنَ اليمن” ، وهكذا أيضًا الخُطبِ في العيدينِ ، وفي غيرِها وهكذا أيضًا الخُطبِ في العيدينِ ، وفي غيرِها ، وماذا؟ – باركِ الله فيكم – ، و – نعم – الكتابُ الأخيرُ الذي خرجَ وأقلقَ الشيعةَ أيّما قلقٍ وهو في مجلدينِ – بحمد الله – ذلكم الكتابُ هو – نعم – : ” صعقةُ الزلزالِ لنسفِ أباطيلَ أهل الرفضِ والاعتزال“

Dan aku memuji Allah subhanahu wa ta’ala bahwa kaset-kasetku dan kitab-kitabku mendustakan itu semua dan mendustakan persangkaan mereka. Kali pertama aku keluar ke Yaman, aku menulis sebuah kitab berjudul “Asy-Syafa’ah”, kitab ini sebagai bantahan bagi kelompok Mu’tazilah (kaum yang mengandalkan logika dalam beragama, -pent) dan bantahan bagi kelompok Syi’ah yang menjadi pengekor Mu’tazilah, mereka semua mengingkari sebagian peringkat-peringkat syafa’at. Kemudian kitab setelahnya berjudul, “Riyadhul Jannah fi Rodd ‘ala A’da’issunnah”, kemudian setelahnya kitab, “Irsyad Dzawil Fathon li Ib’ad Ghulatir Rowafidh minal Yaman", dan aku menyampaikan bantahan dalam khutbah-khutbah hari raya maupun dalam kesempatan yang lainnya. Kitab terakhir yang membuat Syi'ah gelisah terbit dalam dua jilid yaitu berjudul “Sho'qotuz Zilzal li Nasfi Abathil Ahlir Rofdh wal I’tizal”." (Mawqif Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i minal Insyighol bir Rudud)

Fikri Abul Hasan

📡 Telegram Channel
https://t.me/manhajulhaq

0 comments:

Posting Komentar