Sabtu, 22 Oktober 2016

Arti Sebuah Nama

Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata:

ومن تأمل السنة وجد معاني في الأسماء مرتبطة بها حتى كأن معانيها مأخوذة منها وكأن الأسماء مشتقة من معانيها فتأمل قوله صلى الله عليه وسلم أسلم سالمها الله وغفار غفر الله لها وعصية عصت الله. وقوله لما جاء سهيل بن عمرو يوم الصلح سهل أمركم وقوله لبريدة لما سأله عن اسمه فقال بريدة قال يا أبا بكر برد أمرنا

“Siapa saja yang memperhatikan sunnah maka dia akan mendapati bahwa makna dari nama-nama sangat berhubungan dengan pemiliknya, sampai seakan maknanya itu terambil dan terbentuk dari sebuah nama. Perhatikan perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Aslam (salamahallah) semoga Allah mendamaikan hidupnya", "Ghifar (ghafarallahu laha) semoga Allah mengampuninya", "Ushayyah ('ashatillah) telah durhaka kepada Allah!" Dan juga perkataan beliau ketika datang Suhail bin 'Amr (delegasi Quraisy) di hari perjanjian Hudaibiyah, "Semoga urusan kalian menjadi sahl (mudah)". Juga perkataan beliau kepada Buraidah ketika beliau menanyakan namanya, dia menjawab, "Namaku Buraidah", maka beliau berkata, "Wahai Abu Bakr, bard (dinginlah) urusan kita".

وإذا أردت أن تعرف تأثير الأسماء في مسمياتها فتأمل حديث سعيد بن المسيب عن أبيه عن جده قال أتيت إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال ما اسمك قلت حزن فقال أنت سهل قال لا أغير اسما سمانيه أبي قال ابن المسيب فما زالت تلك الحزونة فينا بعد رواه البخاري في صحيحه والحزونة الغلظة

"Dan bila engkau ingin mengetahui pengaruh nama-nama itu bagi pemiliknya maka perhatikanlah hadits Sa’id bin Al-Musayyib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bertanya, “Siapa namamu?” Aku menjawab, “Namaku Hazn (kasar)”, beliau bersabda, “Namamu menjadi Sahl (mudah)”. Aku berkata, “Aku tidak akan mengubah nama yang telah diberikan oleh ayahku”. Ibnul Musayyib berkata, “Sejak saat itu sifat kasar senantiasa ada dalam keluarga kami”, Al-Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya. Makna "Al-Huzunah" yaitu Al-Ghildzhah (kasarnya perangai).” (Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud hal. 120-121 dengan ringkas)

Maka kewajiban bagi orangtua (hak ayah) memilih nama yang baik untuk anaknya. Baik dari segi lafal maupun makna yang sesuai dengan syar’iat. Sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengubah nama-nama yang jelek menjadi nama-nama yang baik. 

Nama yang jelek seperti nama yang mengandung kesyirikan, penghambaan kepada selain Allah, nama-nama orang kafir, nama-nama yang bermakna jelek dan menyelisihi syari'at. Sedangkan nama yang baik seperti nama yang paling dicintai oleh Allah yaitu Abdullah dan Abdurrahman karena ada unsur penghambaan kepada Allah, kemudian nama para Nabi, nama orang-orang shalih dan nama yang mengandung makna yang baik. Sebab nama dapat menjadi harapan dan berpengaruh bagi pemiliknya, wa billahit tawfiq.

✒_____
Fikri Abul Hasan

》》WhatsApp Group《《
"Al-Madrasah As-Salafiyyah"
WASL | " مجموعة المدرسة السلفية "

0 comments:

Posting Komentar