Selasa, 06 September 2016

Takbir Mutlaq & Takbir Muqoyyad di Bulan Dzulhijjah

Takbir mutlaq adalah takbir yang tidak terikat waktu, dilafalkan dalam segala kondisi, saat berdiri, duduk, berjalan, di atas kendaraan, pagi, petang, sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan takbir muqoyyad adalah takbir yang terikat waktu, dilafalkan setiap kali usai sholat fardhu, dimulai sejak sholat shubuh hari ‘Arofah yakni tanggal 9 Dzulhijjah hingga sholat ‘ashr di akhir hari tasyriq.

Allah ta'ala berfirman:

ويذكروا اسم الله في أيام معلومات

“Supaya mereka berdzikir menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan.” (Al-Hajj: 28)

Allah juga berfirman:

واذكروا الله في أيام معدودات

"Dan berdzikirlah menyebut nama Allah pada hari-hari yang berbilang." (Al-Baqoroh: 203)

Ibnu 'Abbas berkata, bahwa yang dimaksud dengan "ayyam ma'dudat" (hari-hari yang berbilang) adalah hari-hari tasyriq. Sedangkan "ayyam ma'lumat" (hari-hari yang telah ditentukan) adalah sepuluh hari awal Dzulhijjah." (Tafsir Ibnu Katsir)

Abu Hanifah dan Asy-Syafi'i berkata, "ayyamu ma'lumat" (hari-hari yang telah ditentukan) adalah sepuluh hari awal Dzulhijjah." (Tafsir Al-Qurthubi)

“Dahulu Ibnu ‘Umar dan Abu Huroiroh keluar pergi ke pasar pada sepuluh hari awal Dzulhijjah dengan bertakbir, dan manusia mengikuti takbir keduanya.” (Riwayat Al-Bukhori secara mu'allaq 969 dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Irwa'ul Gholil" 651)

"Dahulu ‘Ali pernah bertakbir seusai sholat shubuh di hari 'Arofah hingga sholat 'ashr pada akhir hari-hari tasyriq dan bertakbir seusai sholat ‘ashr.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dari dua jalan salah satunya berstatus "jayyid", Al-Baihaqi 3/314, Al-Hakim 1/300 dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Irwa'ul Gholil" 654 - dinukil juga atsar Ibnu 'Abbas dan Ibnu Mas'ud keduanya shohih)

Cara bertakbir yang disyari'atkan adalah dengan melafalkannya sendiri-sendiri seperti yang dicontohkan oleh para Shohabat, tidak dikomando oleh satu orang. Adapun lafal takbir yang dimaksud sebagaimana yang diriwayatkan dari para Shohabat di antaranya:

١. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

٢. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

٣. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ ُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، عَلَى مَا هَدَانَا

٤. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

٥. اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ


Fikri Abul Hasan

1 komentar:

  1. adakah riwayat yang menyebutkan takbir muqayyad dimulai setelah sholat ashar tanggal 9?

    BalasHapus