Rabu, 20 Juli 2016

Nasab Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إنَّ الله اصطفَى كِنانة من ولد إسماعيل واصطفَى قريشًا من كنانة واصطفَى من قريشٍ بني هاشم واصطفاني من بني هاشم

“Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Nabi Isma’il dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilih aku dari keturunan Bani Hasyim.” (HR. Muslim 2276)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata, "Nasab beliau adalah sebaik-baik nasab secara mutlak dari seluruh nasab penduduk bumi. Nasab beliau mencapai derajat kemuliaan yang paling tinggi, sampai musuh beliau pun terang-terangan mengakuinya. Sebab itulah ketika Abu Sufyan berada di hadapan penguasa Romawi seraya mengatakan, "Kaum yang paling mulia adalah kaumnya, kabilah yang paling mulia adalah kabilahnya, dan suku yang paling mulia adalah sukunya." Beliau adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Mutthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin 'Adnan. Sampai di sini diketahui secara akurat keabsahan nasab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan hal ini telah disepakati oleh para ahli nasab. Sedangkan silsilah nasab di atas 'Adnan ada perbedaan pendapat, akan tetapi para ahli bersepakat bahwa 'Adnan adalah keturunan Nabi Isma’il 'alaihissalam." (Zadul Ma'ad 1/72)

Kendati demikian, setinggi apapun nasab seseorang Islam melarang pengultusan terhadap siapapun termasuk diri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri dan keturunannya. Sebab manusia yang paling mulia di sisi Allah hanyalah yang paling bertaqwa dengan menunaikan amalan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Al-Hafidzh Ibnu Katsir berkata:

 إنما تتفاضلون عند الله بالتقوى لا بالأحساب 

"Hanyalah kalian saling meraih kemuliaan di sisi Allah dengan taqwa bukan dengan keturunan.” (Tafsir Surat Al-Hujurat ayat 13)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

من بطأ به عمله لم يسرع به نسبه

"Siapa saja yang amalnya lambat maka nasabnya tidak dapat mempercepatnya.” (HR. Muslim 2699)

Abu Hurairah berkata, "Ketika turun ayat, “Dan berilah peringatan pada keluarga terdekatmu” Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan bersabda:

يا معشر قريش أو كلمة نحوها اشتروا أنفسكم لا أغني عنكم من الله شيئا يا بني عبد مناف لا أغني عنكم من الله شيئا يا عباس بن عبد المطلب لا أغني عنك من الله شيئا ويا صفية عمة رسول الله لا أغني عنك من الله شيئا ويا فاطمة بنت محمد سليني ما شئت من مالي لا أغني عنك من الله شيئا 

“Wahai orang-orang Quraisy -atau ungkapan yang semisal- Tebuslah diri-diri kalian (dengan amal shalih -pen), karena sungguh aku tidak kuasa sedikitpun melindungi kalian di hadapan Allah kelak. Wahai Bani 'Abdi Manaf! Aku tidak kuasa melindungi kalian sedikitpun di hadapan Allah. Wahai ‘Abbas bin Abdil Mutthalib! Aku tidak kuasa melindungi engkau sedikitpun di hadapan Allah. Wahai Shafiyyah bibi Rasulullah! Aku tidak kuasa melindungi engkau sedikitpun di hadapan Allah. Wahai Fathimah binti Muhammad! mintalah dari hartaku sesukamu, aku tidak kuasa melindungi engkau sedikitpun di hadapan Allah kelak.” (HR. Al-Bukhari 2753 dan Muslim 206)

Maka hanya amal shalih dan ketaatan yang dapat mengantarkan seorang hamba sampai kepada derajat yang mulia. Semakin shalih amalannya dengan tauhid dan sunnah maka akan semakin tinggi derajatnya di sisi Allah. Namun bila amalnya rusak dengan bid'ah atau bahkan gugur karena syirik dan kufur maka nasabnya tidak mampu mencegah dia dari azab Allah.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar