Sabtu, 04 Juni 2016

Keistimewaan-Keistimewaan Bulan Romadhon

Bulan Romadhon memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan yang lain. Tak heran bila para Shohabat selalu berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Romadhon yang penuh berkah itu. Mu’alla bin Al-Fadhl berkata:

كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم

“Dahulu para Shohabat senantiasa berdoa selama enam bulan agar Allah menyampaikan mereka di bulan Romadhan. Lalu enam bulan setelahnya berdoa agar Allah menerima amalan-amalan yang mereka kerjakan di bulan tersebut.” (Latho'iful Ma’arif hal. 264)

Oleh karena itu, kita perlu mengetahui apa saja yang menjadi keistimewaan bulan Romadhon agar kita lebih semangat beribadah di bulan tersebut dan lebih mencintainya. Keistimewaan bulan Romadhon di antaranya:

1. Bulan Diturunkannya Al-Qur'an & Kitab-Kitab Para Nabi 'alaihimussholatu wassalam

Allah berfirman:

شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان فمن شهد منكم الشهر فليصمه

“Bulan Romadhon adalah bulan yang diturunkan padanya Al-Qur’an sebagai petunjuk kepada sekalian manusia dan sebagai keterangan dari petunjuk dan furqon (pembeda). Maka barangsiapa dari kalian menyaksikan bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa.” (Al-Baqoroh: 185)

Dari Watsilah bin Al-Asqo’, bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أنزلت صحف إبراهيم أول ليلة من رمضان ، و أنزلت التوراة لست مضين من رمضان ،و أنزل الإنجيل لثلاث عشرة ليلة خلت من رمضان ، و أنزل الزبور لثمان عشرة خلت من رمضان ، و أنزل القرآن لأربع و عشرين خلت من رمضان 

“Shuhuf Ibrohim diturunkan pada malam pertama bulan Romadhon. Taurot diturunkan pada enam hari pertama bulan Romadhon. Injil diturunkan pada malam ke tigabelas bulan Romadhon. Zabur diturunkan pada hari ke delapanbelas bulan Romadhon, dan Al-Qur’an diturunkan pada hari ke duapuluh empat dari bulan Romadhon.” (HR. Ahmad 4/107, An-Nu’ali dalam haditsnya 131/2, ‘Abdul Ghoni Al-Maqdisi dalam “Fadho’il Romadhon” 53/1, Ibnu ‘Asakir 2/167/1 dari ‘Imron Al-Qotthon dari Qotadah dari Abul Malih dari Watsilah secara marfu’ - "Silsilah Ash-Shohihah” 4/104)

Al-Hafidzh Ibnu Katsir Al-Qurosyi Asy-Syafi’i menjelaskan, "Shuhuf Taurot, Zabur dan Injil diturunkan secara langsung sekaligus kepada para Nabi. Sedangkan Al-Qur’an Allah turunkan sekaligus ke Baitul ‘Izzah (langit dunia) pada bulan Ramadhon bertepatan dengan Lailatul Qodr. Allah berfirman:

"Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam (Lailatul) Qodr.”

Allah juga berfirman:

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam yang penuh berkah.”

Kemudian Allah turunkan Al-Qur’an kepada Nabi-Nya shollallahu ‘alaihi wasallam secara berangsur dari langit dunia sesuai dengan berbagai peristiwa yang dialami oleh Rosulullah shollallahu ’alaihi wasallam selama 23 tahun." (Tafsir Ibnu Katsir)

Adapun turunnya wahyu pertama kepada beliau shollallahu 'alaihi wasallam yaitu surat Al-'Alaq ayat pertama sampai kelima jatuh pada hari Senin. Sebagaimana sabda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, “Pada hari ini (Senin) aku dilahirkan dan pada hari ini pula wahyu turun kepadaku.” (HR. Muslim 1162)

Sedangkan hari Senin di bulan Romadhon pada tahun itu berada di antara tanggal 7, 14, 21, 28. Syaikh Shofiyyurohman Al-Mubarokfuri dalam "Ar-Rohiqul Makhtum" menguatkan wahyu pertama turun jatuh pada tanggal 21 Romadhon, hal ini lebih sesuai dalil dan bertepatan dengan Lailatul Qodr.

Maka Al-Qur'an turun dari Lauhul Mahfudzh ke langit dunia dengan sekaligus tanggal 24 Romadhom. Kemudian turun wahyu pertama kepada Nabi shollallahu 'alaihi wasallam pada tanggal 21 Romadhon. Jadi sebetulnya Al-Qur'an tidak diturunkan pada tanggal 17 Romadhon seperti yang diyakini oleh sebagian orang dalam peringatan "Nuzulul Qur'an".

2. Dibukanya Pintu Surga, Ditutupnya Pintu Neraka, dan Dibelenggunya Para Syaithon

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار وسلسلت الشياطين

“Apabila datang bulan Romadhon, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para syaithon dibelenggu.” (HR. Al-Bukhori 3277 dan Muslim 1029)

Para Ulama berkata, bahwa pintu surga dibuka secara hakiki yakni surga telah tercipta dan pintu-pintunya terbuka di bulan Romadhon. 

Syaikh Al-'Allamah Al-'Utsaimin menjelaskan, "Dibukanya pintu surga karena banyaknya amalan sholih dan menjadi penyemangat untuk beramal kebajikan. Sedangkan pintu neraka ditutup lantaran sedikitnya kemaksiatan dibandingkan dengan bulan-bulan lain." (Majalis Syahri Romadhon)

Adapun para syaithon dibelenggu maknanya dijelaskan oleh Al-Imam Al-Qurthubi, "Syaithon dibelenggu dari orang-orang yang memenuhi syarat-syarat puasa dan menjaga adab-adabnya." (Fat-hul Bari) 

Syaikh Al-'Utsaimin berkata, "Dibelenggunya syaithon tidaklah menghalangi mereka untuk bergerak. Mereka tetap menggoda anak Adam akan tetapi tidak segencar di bulan-bulan yang lain." (Fatawa Shiyam)

3. Bulan Penuh Ampunan

الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان مكفرات ما بينهن إذا اجتنب الكبائر 

"Antara sholat fardhu yang lima, antara Jum'at dengan Jum'at, antara Romadhon dengan Romadhon ada pengguguran dosa selama dijauhi dosa-dosa besar." (HR. Muslim 233)

Ampunan ini diperoleh oleh mereka yang mengupayakan puasa di siang hari dan sholat tarowih di malam harinya, dengan syarat beriman dan ihtisab (mengharap pahala). Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa berpuasa Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”  (HR. Al-Bukhori 38 dan Muslim 760)

Yakni berpuasa Romadhon karena meyakini kewajibannya dan mencari pahala dari Allah ta'ala. (Fat-hul Bari)

"Barangsiapa yang menunaikan shalat tarowih dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhori 37 dan Muslim 759)

Shalat tarawih dapat menggugurkan dosa dengan syarat keimanan yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala dari Allah bukan karena riya’." (Fat-hul Bari)

Adapun orang-orang yang lalai dari puasa dan sholat maka dia tidak mendapatkan ampunan Allah. Begitupula dengan orang-orang yang sholat dan puasa namun dia tidak beriman dan tidak pula mengharap pahala.

4. Dilipatgandakannya Amalan Sholih

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:

كلُّ عمل ابن آدم يضاعف الحسنة بعشر أمثالها على سبعمائة ضعف. قال الله عز وجل: إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به، يدع شهوته وطعامه من أجلي 

"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan nilainya akan berlipat menjadi sepuluh kebaikan sampai tujuhratus kali lipat. Allah 'azza wa jalla berkata, "Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, hamba-Ku meninggalkan syahwatnya dan makannya semata-mata karena Aku." (HR. Muslim 1151)

Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhuma berkata:

أن ابن عباس رضي الله عنهما قال كان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس بالخير وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل وكان جبريل عليه السلام يلقاه كل ليلة في رمضان حتى ينسلخ يعرض عليه النبي صلى الله عليه وسلم القرآن فإذا لقيه جبريل عليه السلام كان أجود بالخير من الريح المرسلة

"Adalah Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam orang yang paling dermawan dalam kebaikan dan di bulan Romadhon beliau lebih dermawan lagi dimana pada bulan itu malaikat Jibril menjumpai beliau. Jibril ‘alaihissalam selalu menjumpai beliau di setiap malam bulan Romadhon hingga berakhirnya bulan tersebut. Pada setiap malam itu Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memperdengarkan bacaan Qur’an beliau kepada Jibril. Dan apabila Jibril ‘alaihissalam menjumpainya, beliau sangat bersemangat dalam beramal sholih seakan cepatnya perjalanan angin yang berhembus.” (HR. Al-Bukhori 1769 dan Muslim 4268)

Al-Imam An-Nawawi berkata:

وفي هذا الحديث فوائد منها بيان عظم جوده صلى الله عليه و سلم ومنها استحباب اكثار الجود في رمضان ومنها زيادة الجود والخير عند ملاقاة الصالحين وعقب فراقهم للتأثر بلقائهم ومنها استحباب مدارسة القرآن

"Dalam hadits ini ada beberapa faidah penting, di antaranya adalah penjelasan tentang besarnya semangat beliau shollallahu ‘alaihi wasallam dalam beramal sholih, disunnahkan pula memperbanyak amalan sholih pada bulan Romadhon. Faidah lain yang dapat dipetik dari hadits ini adalah bertambahnya semangat dalam melakukan amalan shalih dan kebaikan tatkala berjumpa dengan orang-orang sholih dan beberapa saat setelah berpisah dengan mereka. Hal tersebut karena pengaruh kebaikan dalam berjumpa dengan orang-orang sholih. Dan hadits ini juga memberi pelajaran kepada kita tentang disunnahkannya untuk saling mempelajari Al-Qur’an di bulan Romadhon." (Syarh Shohih Muslim)

5. Lailatul Qodr di Sepuluh Malam Terakhir

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:

فيه ليلة خير من ألف شهر من حرم خيرها فقد حرم

"Di bulan Ramadhan itu ada suatu malam yang keutamaannya lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang diharamkan dari kebaikan pada malam itu, maka sungguh dia telah dijauhkan dari kebaikan." (HR. 'Abdurrozzaq 4/175, Ahmad 2/385, An-Nasa'i 4/129)

Beliau juga bersabda, "Carilah Lailatul Qodr pada sepuluh malam terakhir dari bulan Romadhon.” (HR. Al-Bukhori 2020 dan Muslim 1169)

Para Shohabat menjumpai Lailatul Qodr di masa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, dan itu terjadi pada sepuluh hari terakhir bulan Romadhon. Namun peristiwa tersebut berpindah-pindah dari tahun ke tahun, dan tidak berlangsung dalam satu waktu, sebagaimana yang  ditunjukkan oleh riwayat-riwayat berikut:

Riwayat Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyallahu ‘anhu, Lailatul Qodr terjadi pada malam ke 21 Romadhon (HR. Al-Bukhori 1877 dan Muslim 1995) yaitu ditandai dengan langit terang tidak berawan dan kemudian turun hujan pada malam harinya menjelang shubuh. 

Riwayat ‘Abdullah bin Unais rodhiyallahu ‘anhu, Lailatul Qodr terjadi pada malam ke 23 Romadhon yang juga ditandai dengan turun hujan pada malam harinya menjelang shubuh (HR. Muslim 1997)

Riwayat Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhuma, Lailatul Qodr terjadi pada malam ke 24 Romadhon (Musnad At-Thoyalisi 2167 - Fat-hul Bari 4/262)

Riwayat Ubay bin Ka’ab rodhiyallahu ‘anhu, Lailatul Qodr terjadi pada malam ke 27 Romadhon dan ditandai keesokan harinya dengan matahari yang terbit dengan sinar yang tidak kuat (HR. Muslim 1999)

Riwayat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu, Lailatul Qodr terjadi malam 27 atau 29 Romadhon. (Musnad At-Thoyalisi 2545)

Abdullah bin Yahnus berkata, Aku katakan kepada Abu Huroiroh:

زعموا أن ليلة القدر رُفعت! قال: كذب من قال ذلك

“Ada orang menyangka bahwa Lailatul Qodr sudah diangkat (tidak akan terjadi lagi)!” Maka Abu Huroiroh menyangkal, “Telah dusta orang yang mengatakannya.” (Riwayat ‘Abdurrozzaq 4/252)

Al-Imam Al-Mutawalli Asy-Syafi’i menghikayatkan bahwa omongan seperti itu (Lailatul Qodr tidak akan terjadi lagi) berasal dari kalangan Syi’ah Rofidhoh. (At-Tatimmah)

Maka Lailatul Qodr akan terus berlangsung setiap tahun di antara sepuluh malam terakhir dari bulan Romadhon sampai hari Kiamat. Sebagaimana yang disebutkan oleh para Shohabat.

Demikianlah beberapa keistimewaan bulan Romadhon yang perlu kita ketahui. Semoga Allah pertemukan kita dengan bulan yang mulia itu dan senantiasa memberi hidayah dan tawfiq-Nya sehingga kita mencapai derajat hamba-hamba yang bertaqwa.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar