Sabtu, 07 Mei 2016

Jasad Utuh Setelah Dikebumikan?

Assalamu'alaikum, ustadz apakah jika seseorang meninggal dunia dan mayatnya masih utuh setelah puluhan tahun, apakah orang itu berarti mati dalam keadaan husnul khatimah meskipun dia seorang ahlul bid'ah yang menyelisihi sunnah??

Jawab: Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarokatuh. Tidak ada dalil yang shohih dan shorih (tegas) yang menunjukkan bahwa jasad utuh setelah dikebumikan sebagai pertanda "husnul khotimah" (mati yang baik). Karena kebaikan seseorang ditentukan oleh akhir amalannya. Apakah dia mati di atas tauhid dan sunnah ataukah sebaliknya bergelimang dalam syirik dan bid'ah? Wal-'iyadzubillah.

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

الأعمال بالخواتيم

"Sesungguhnya amalan seseorang tergantung dengan penutupnya.” (HR. Al-Bukhori 6233)

Beliau shollallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:

إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها ، وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها

"Sesungguhnya salah seorang dari kalian ada yang beramal dengan amalan penduduk surga hingga jarak antara dirinya dengan surga hanya satu hasta namun ia didahului oleh catatan amalnya sehingga ia menempuh amalan-amalan penduduk neraka akhirnya dia memasukinya. Dan ada salah seorang dari kalian yang beramal dengan amalan penduduk neraka hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya satu hasta namun ia didahului oleh catatan amalnya lalu dia menempuh amalan-amalan penduduk surga maka diapun memasukinya." (HR. Muslim 2643)

Memang ada riwayat yang menyebutkan jasad para Nabi tetap utuh tidak dimakan bumi, begitupula dengan kenyataan jasad sebagian Shohabat. Akan tetapi hal itu bukanlah dalil shorih yang menunjukkan utuhnya jasad sebagai pertanda "husnul khotimah". Faktanya jasad orang kafir dan musyrik pun ada yang utuh hingga beberapa tahun lamanya. 

Jadi jika seandainya didapati ada ahlul bid'ah yang mati sedang jasadnya tetap utuh di kemudian hari lalu diklaim "husnul khotimah", maka mungkin saja dia sempat bertaubat di akhir hayatnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits. Adapun kebatilan dan kebid'ahannya yang telah tersebarluas dan diikuti oleh banyak orang tetap wajib diingkari, wa billahit tawfiq.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar