Kamis, 03 Maret 2016

Shodaqoh Tidak Mengurangi Harta

Dari Abu Huroiroh, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ما من يوم يصبح العباد فيه إلا ملكان ينزلان فيقول أحدهما اللهم أعطِ منفِقًا خلفًا ويقول الآخر اللهم أعط ممسكًا تلفًا

“Tidaklah satu hari pun dilalui oleh hamba-hamba-Nya melainkan turun dua orang malaikat. Salah satunya berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya." Sedangkan yang lainnya berkata, “Ya Allah berikanlah kebinasaan bagi orang yang menahan hartanya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Beliau juga bersabda:


مَا نقصت صدقة من مالٍ

“Shodaqoh tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:


لاَ صدقة إلا عن ظهر غِنًى

“Tidak ada shodaqoh kecuali dari harta yang lebih.” (HR. Al-Bukhori)

Al-Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghowi Asy-Syafii:

والإختيار للرجل أن يتصدق بالفضل من ماله ، ويستبقي لنفسه قوتا لما يخاف عليه من فتنة الفقر ، وربما يلحقه الندم على ما فعل، فيبطل به أجره ، ويبقى كلا على الناس ، ولم ينكر النبي صلى الله عليه وسلم على أبي بكر خروجه من ماله أجمع ، لما علم من قوة يقينه وصحة توكله ، فلم يخف عليه الفتنة ، كما خافها على غيره

"Dan baiknya seseorang memilih bersedekah dengan kelebihan hartanya dan menyisakan untuk dirinya secukupnya untuk menghindari fitnah kefaqiran yang dikhawatirkan. Sebab boleh jadi ia menyesali atas apa yang dilakukannya (karena menginfaqkan seluruh hartanya) sehingga hal itu menggugurkan pahalanya. Maka semestinya sedekah dan kecukupan senantiasa berdampingan. Rosulullah ﷺ tidak mengingkari Abu Bakr yang keluar dengan seluruh hartanya, karena beliau mengetahui kuatnya keyakinan Abu Bakr dan benarnya ketawakkalan dirinya kepada Allah sehingga beliau tidak mengkhawatirkan fitnah itu menimpanya sebagaimana kekhawatiran beliau terhadap selainnya.

 أما من تصدق وأهله محتاجون إليه أو عليه دين فليس له ذلك ، وأداء الدين والإنفاق على الأهل أولى ، إلا أن يكون معروفا بالصبر ، فيؤثر على نفسه ولو كان به خصاصة كفعل أبي بكر ، وكذلك آثر الأنصار المهاجرين ، فأثنى الله عليهم بقوله

Seseorang apabila bersedekah sementara keluarganya membutuhkan bantuannya atau ia punya tanggungan utang maka itu tidak sesuai tujuan. Karena membayar utang dan menafkahi keluarga yang membutuhkan itulah yang lebih diutamakan. Kecuali jika dia orang yang baik kesabarannya lalu mendahulukan orang lain atas dirinya meskipun ia sangat membutuhkan. Hal itu sebagaimana yang dilakukan Abu Bakr serta para shohabat Anshor yang lebih mengutamakan saudaranya kalangan Muhajirin maka Allah memuji mereka dalam firman-Nya:

ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة

“Dan mereka lebih mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka membutuhkan (apa yang mereka berikan itu).” (Syarhussunnah lil Imam Al-Baghowi)
______________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar