Selasa, 29 Maret 2016

Amalan Sunnah Saat Turun Hujan, Angin Kencang & Petir yang Menggelegar

Dari ‘Aisyah rodhiyallahu 'anha, bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat hujan turun beliau berdoa:

اللهم اجعله صيبا نافعا

“Alloohummaj’alhu shoyyiban naafi’aa.” (Ya Allah jadikanlah hujan yang bermanfaat).” (Shohih An-Nasa’i 1522)

Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam juga membuka jubahnya agar terkena hujan. Dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu, bahwa hujan turun membasahi kami para Shohabat, saat itu kami sedang bersama beliau shollallahu ‘alaihi wasallam. Anas berkata, “Rosululullah shollallahu ‘alaihi wasallam membuka bajunya sehingga hujan membasahi beliau, maka kami bertanya, “Wahai Rosulullah untuk apa engkau berbuat ini?” Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam berkata:

لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى

“Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah ta’ala ciptakan.” (HR Muslim 1494)

معنى حسر كشف أي كشف بعض بدنه ومعنى حديث عهد بربه أي بتكوين ربه اياه ومعناه أن المطر رحمة وهي قريبة العهد بخلق الله تعالى لها فيتبرك بها وفي هذا الحديث دليل لقول أصحابنا أنه يستحب عند أول المطر أن يكشف غير عورته ليناله المطر

Al-Imam An-Nawawi menerangkan, “Maksud membuka bajunya adalah menyingkap sebagian anggota tubuhnya. Sedangkan makna “baru saja Allah ciptakan” ialah pengadaannya dari Allah dan maknanya hujan itu adalah rahmat yang baru saja Allah ciptakan. Maka beliau bertabarruk dengan air hujan (karena diberkahi oleh Allah, pen). Dan dalam hadits ini menjadi dalil bagi para Ulama Syafiiyyah bahwa saat awal turunnya hujan disunnahkan menyingkap sebagian anggota tubuh selain aurat supaya terguyur hujan.” (Syarh Shohih Muslim)

Doa Ketika Melihat Angin

Abu Huroiroh rodhiyallahu’ anhu berkata, aku mendengar Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الريح من روح الله تأتي بالرحمة و تأتي بالعذاب فلا تسبوها وسلوا الله من خيرها وعوذوا به من شرها

“Angin itu berasal dari angin-angin yang Allah ciptakan. Terkadang datang membawa rahmat dan terkadang membawa azab. Apabila kalian melihat angin maka janganlah mencelanya, akan tetapi hendaknya kalian memohon kepada Allah atas kebaikannya serta memohon perlindungan kepada Allah dari kejelekannya.” (HR. Asy-Syafii, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dalam “Ad-Da’watul Kabir” - Misykatul Mashobih no. 1516)

‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha berkata, apabila Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam melihat angin bertiup kencang maka beliau berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

“Alloohumma inni as’aluka khoiroha, wa khoiro maa fiiha, wa khoiro ma ursilat bihi, wa a’uudzubika min syarriha, wa syarri maa fiiha, wa syarri maa ursilat bihi.” (Ya Allah aku memohon kepada Engkau atas kebaikannya dan kebaikan yang ada pada angin itu dan kebaikan apa yang dibawa olehnya. Dan aku mohon perlindungan kepada Engkau dari kejelekannya dan dari kejelekan yang ada pada angin itu dan kejelekan yang dibawa olehnya).” (HR. Muslim 1496)

Ketika Mendengar Petir

Abdullah bin Az-Zubair apabila mendengar petir, dia meninggalkan pembicaraannya dan kemudian berkata:

سبحان الذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ 

“Sub-haanalladzi yusabbihur ro’du bihamdihi, wal malaa’ikatu min khiifatih.” (“Mahasuci Allah yang gemuruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula) para Malaikat karena takut kepada-Nya - Ar-Ra'd: 13).” (Shohih Al-Adabul Mufrod 723)

Fenomena alam ini menunjukkan betapa agung-Nya kekuasaan Allah, betapa lemahnya diri manusia sehingga butuh pertolongan Allah dan perlindungan-Nya.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar