Minggu, 31 Januari 2016

Siapakah yang Memperoleh Syafaat Nabi?

Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, “Siapakah  orang paling berbahagia yang memperoleh syafaat engkau? Beliau menjawab:


أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصَاً مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ

“Orang paling bahagia yang mendapatkan syafaatku pada hari kiamat adalah yang mengucapkan “Laa Ilaaha Illallaah” (Tidak ada sesembahan yang benar selain Allah) ikhlas dari hatinya.” (HR. Al-Bukhori 99)

Para Ulama menjelaskan bahwa kalimat “Laa ilaaha illallaah” mencakup dua rukun:

1. An-Nafyu (penafian) yang terkandung dalam kalimat “Laa ilaaha”, yakni menafikan atau menganggap batil segala sesembahan selain Allah (baik dalam bentuk keris, batu, pohon, jimat-jimat, manusia, jin, hewan dan makhluk-makhluk lainnya)

2. Al-Itsbat (penetapan) yang terkandung dalam kalimat “Illallaah”, yakni menetapkan hanya Allah semata sebagai satu-satuNya pihak yang berhak disembah.

Maka orang yang ikhlas adalah orang yang mentauhidkan Allah dengan meninggalkan segala macam kesyirikan, karena itu keridhoan Allah bersama mereka.

Adapun orang-orang yang menggantungkan nasibnya kepada syafaat semata maka dia tidak akan mendapatkan keberuntungan. Sebab mereka hanya bersandar kepada perkara yang tidak Allah izinkan secara syariat. Bahkan orang yang berharap penuh kepada makhluk yang dia kultuskan sehingga hatinya bergantung kepada selain-Nya dia akan mendapatkan kerugian dan jauh dari keridhoan Allah.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar