Minggu, 31 Januari 2016

Balas Budi Sunnah Nabi

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

ومن أتى إليكم معروفًا فكافئوه، فإن لم تجدوا ما تكافئونه فادعوا له حتى تعلموا أن قد كافأتموه 

"Dan siapa saja yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah dengan kebaikan yang setimpal, dan bila kalian belum mendapati sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah kebaikan untuknya sampai kalian membalas budinya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Hibban, Al-Hakim, An-Nawawi dalam "Riyadhussholihin" berkata, "Hadits shohih", dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Shohihul Jami'" 6021) 

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam juga bersabda: 

من صنع إليه معروف فقال لفاعله: جزاك الله خيرا فقد أبلغ في الثناء

“Jika ada orang yang berbuat baik kepadanya hendaklah ia balas dengan ucapan, “Jazaakallah khoir” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan). Sungguh hal itu telah mencukupinya dalam menyampaikan kalimat pujian.” (HR. At-Tirmidzi dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Shohihul Jami'" 5937)

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam sendiri hendak membalas kebaikan seorang musyrik, Al-Muth'im bin 'Adi, yang pernah memberi suaka perlindungan kepada beliau setelah diusir dari Tho'if dan ingin kembali ke Makkah. Hal itu beliau nyatakan tatkala menahan tawanan perang Badr:

"Seandainya Al-Muth’im bin ‘Adi masih hidup lalu dia berbicara kepadaku tentang orang-orang busuk ini (tawanan Badr), maka pasti aku akan bebaskan mereka untuknya." (HR. Al-Bukhori)

Maka balas budi adalah akhlaq yang terpuji yang diajarkan oleh sunnah Nabi shollallahu 'alaihi wasallam. Kendati membalas kebaikan orang musyrik, kafir maupun ahlul bid'ah tidak lantas mencintai dan berloyalitas kepada mereka. 

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar