Jumat, 11 Desember 2015

Pesan-Pesan Ulama Seputar Adab Tholibul 'Ilmi

Dihikayatkan dari ‘Umar bin Al-Khotthob beliau berkata:


تأدّبوا ثم تعلّموا

“Pelajarilah oleh kalian adab kemudian pelajarilah ilmu.” (Syarh Mandzhumatil Adab - Al-Imam As-Safarini)

Al-Imam Al-Qorofi berkata, “Ketahuilah bahwa sedikit adab lebih baik ketimbang banyaknya amal. Oleh sebab itu, Ruwaiyim (seorang Ulama) menyampaikan kepada anaknya, “Wahai anakku, jadikanlah amalmu itu ibarat garam sedangkan adabmu ibarat tepung. Yakni perbanyaklah adab hingga perbandingan banyaknya seperti perbandingan tepung dan garam dalam suatu adonan. Banyak adab dengan sedikit amal masih lebih baik ketimbang banyak amal namun kurang adab.” (Al-Furuq 4/272)

Al-Imam Asy-Syafii menyampaikan, “Hendaknya engkau bersabar atas pahitnya perangai kasar sang guru, karena melekatnya ilmu senantiasa menyertainya. Siapa yang tidak merasakan kehinaan belajar barang sesaat, sungguh ia akan meneguk hinanya kebodohan seumur hidupnya. Maka siapa yang tidak mau belajar di masa mudanya, hendaklah ia bertakbir sebanyak empat kali atas kematiannya. Wallahi, hidupnya seorang pemuda bergantung dengan ilmu dan taqwa. Jika keduanya sirna tiada lagi jati dirinya.” (Abyat Fi Tholabil ‘Ilmi)

Al-Imam An-Nawawi menegaskan, “Seorang murid hendaknya meminta maaf terlebih dahulu jika gurunya berlaku kasar. Hendaknya ia sampaikan alasan kepada gurunya itu dan mengakui bahwa dirinyalah yang patut dipersalahkan. Adab seperti itu akan mendatangkan manfaat dan lebih membersihkan hati sang guru.” (At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an)

Al-Imam Ibnu Muflih berkata, “Sudah semestinya seorang murid menghormati sang guru dan berlaku tawadhu’ (rendah hati) terhadapnya. Nasehat para Ulama dalam hal ini telah ma’ruf. Sebagian Ulama Syafiiyyah dalam kitab, “Fatihatul ‘Ilmi” menegaskan, “Bahwa hak seorang guru lebih ditekankan ketimbang hak seorang ayah. Karena guru menjadi sebab diraihnya kehidupan yang kekal (akhirat), sedangkan ayah sebagai penopang kehidupan dunia.” (Al-Adab Asy-Syar’iyyah 1/440)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar