Kamis, 15 Oktober 2015

Sikap Ghuluw Antara Syi'ah & Khawarij

'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:

ليحبني قوم حتی يدخلوا النار في وليبغضني قوم حتی يدخلوا النار في بغضي

"Sungguh suatu kaum ada yang mencintaiku, akan tetapi kecintaannya itu membawa mereka ke neraka. Dan ada suatu kaum yang membenciku, namun kebenciannya itu membawa mereka ke neraka." (Atsar riwayat Ibnu Abi 'Ashim dalam "As-Sunnah" no. 983, Syaikh Al-Albani dalam "Dzhilalul Jannah" berkata sanadnya shahih sesuai persyaratan Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim)

يهلك في رجلان مفرط في حبي ومفرط في بغضي

"Ada dua orang yang akan binasa, yaitu orang yang berlebih-lebihan dalam mencintaiku, dan orang yang berlebih-lebihan dalam membenciku." (Atsar riwayat Ibnu Abi 'Ashim dalam "As-Sunnah" no. 984, Syaikh Al-Albani dalam "Dzhilalul Jannah" berkata sanadnya hasan)

Berlebih-lebihan dalam perkara cinta dan benci adalah sebab kebinasaan umat-umat terdahulu. Inilah yang disebut dengan sikap "ghuluw" (melampaui batas) dalam beragama. Allah berfirman:

"Wahai Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashara), janganlah kalian berlaku ghuluw (melampaui batas) dalam beragama. Dan janganlah kalian berkata tentang Allah kecuali dengan kebenaran." (An-Nisa: 171)

Syaikh 'Abdurrahman bin Hasan Alus Syaikh berkata, "Meskipun yang dituju oleh ayat ini adalah Ahlul Kitab, akan tetapi konteksnya berlaku umum atas setiap umat. Yakni sebagai tahdzir (peringatan) dari perbuatan orang-orang Nashrani yang mengkultuskan 'Isa bin Maryam, serta orang-orang Yahudi yang mengkultuskan 'Uzair." (Fat-hul Majid Syarh Kitabit Tauhid)

Orang-orang Syi'ah Rafidhah mengkultuskan 'Ali atas nama cinta kepada ahlul bait. Sedangkan Khawarij membenci 'Ali dengan dalih penegakkan hukum Allah. Tujuan sebaik apapun bila ditempuh dengan cara-cara yang melampaui batas maka hal itu tergolong kesesatan yang akan menjerumuskan pelakunya kepada kebinasaan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sungguh binasa orang-orang yang melampaui batas, sungguh binasa orang-orang yang melampaui batas, sungguh binasa orang-orang yang melampaui batas." (HR. Muslim)

Maka perkara cinta dan benci haruslah dibangun di atas prinsip keadilan karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar