Selasa, 22 September 2015

Pesan-Pesan Manhaj (Asy-Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i)


Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i memperingatkan Salafiyyin agar waspada dari makar harokiyyun (seperti kelompok "Ikhwanul Muslimin"), dan menjauhi mereka serta menasehatkan Salafiyyin agar tetap bersama ahlul ilmi dari kalangan Ahlussunnah dalam menyikapi berbagai persoalan dan beliau menegaskan:

كم من شاب صالح حافط للقرآن مبرز في علم السنة، أفسده الحزبيون بأمانيهم الكاذبة وسيسألون أمام الله عز وجل عن هذا التضليل، وحسبنا الله ونعم الوكيل

"Betapa banyak pemuda yang sholih, hafal Qur'an, serta menonjol dalam ilmu dan sunnah, namun manhajnya dirusak oleh hizbiyyun melalui angan-angan mereka yang dusta. Kelak mereka akan ditanya oleh Allah atas penyesatan yang mereka lakukan dan cukuplah Allah bagi kami sebagai sebaik-baik penolong." (Ghorotul Asyrithoh 1/13)

Beliau juga berkata:

فأنصح طالب العلم أن يقتدي برسول لله صلی الله عليه وعلی آله وسلم كما قال الإمام مالك: (لا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها)

"Aku nasehatkan kepada tholibul 'ilmi hendaknya ia teladani  Rosulullah shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam sebagaimana yang dikatakan Al-Imam Malik, "Tidaklah menjadi baik nasib akhir umat ini melainkan dengan apa yang telah memperbaiki generasi awalnya." (Idem 1/473)

Beliau juga berkata, "Sebagian orang dari kalangan "Ikhwanul Muflisin" menyangka, bahwa yang dimaksud dengan fiqhul waqi' (fiqh realitas) ialah engkau mengetahui jalan-jalan di Mesir, mengetahui jalan-jalan di Baghdad, jalan-jalan di sana sini (yakni sibuk mengamati koran dan berita politik). Padahal itu hanyalah ambisi mereka demi meraih kursi dan jabatan. Selain itu mereka tidak peduli. Sejatinya Ahlussunnah adalah pihak yang paling mengerti tentang realitas. Ahlussunnah kembali kepada dalil-dalil Al-Qur'an was Sunnah dalam menghadapi problem yang menimpa kaum Muslimin." (Idem 2/238)

Beliau juga berkata, "Kami tidak akan mengorbankan sunnah (ajaran) Rosulillah shollallahu 'alaihi wasallam sedikitpun karena alasan dunia. Kami tidak berkata, "Tujuan dapat menghalalkan segala cara!" Bahkan kami tegaskan, "Kita diperintah oleh Allah untuk istiqomah di atas sunnah dan meyakini pertolongan hanya datang dari sisi-Nya!" (Al-Makhroj Minal Fitnah hal. 163)

Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama seseorang bergantung dengan agama teman dekatnya, hendaklah kalian lihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (Riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shohihah no. 927)

Seorang penyair berkata:

“Janganlah engkau bertanya tentang seseorang..
Namun tanyakanlah siapa yang menjadi temannya…
Karena setiap teman akan menyontoh teman-temannya…”

Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu, “Seseorang itu akan berjalan dan bersahabat bersama orang yang dicintainya dan memiliki sifat seperti dirinya.” (Al-Ibanah 2/476 – Lamudduril Mantsur minal Qowlil Ma’tsur fil I’tiqod was Sunnah)

Ketika Sufyan Ats-Tsawri datang ke Bashroh, beliau melihat keadaan Ar-Robi’ bin Shobih dan kedudukannya di tengah ummat. Yahya bin Sa’id Al-Qotthon berkata, “Sufyan bertanya apa madzhab dia?” Orang-orang menjawab, “Madzhabnya di atas sunnah.” Beliau bertanya lagi, “Siapa teman dekatnya?” Mereka menjawab, “Seorang Qodari (orang yang menolak adanya taqdir Allah).” Lantas beliau berkata, “Berarti ia seorang Qodari!” (Idem 2/453)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar