Senin, 14 September 2015

Mencegah Penyakit Riya'


1. Berdoa kepada Allah 


اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

“Allahumma inna na’udzubika min an nusyrika bika syai’a na’lamuhu, wa nastaghfiruka lima laa na’lam” (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatupun sedangkan kami mengetahuinya. Dan kami memohon ampun kepada-Mu dari perbuatan syirik yang kami tidak mengetahuinya"). (HR. Ahmad 32/384, At-Thobaroni dalam "Al-Awsath" 3479 - Syaikh Al-Albani dalam "Shohih At-Targhib wat Tarhib" 1/9 berkata, “Hasan lighoirih”)

2. Mengupayakan Ikhlas dalam Beramal


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

“Dan tidaklah mereka diperintah, melainkan agar mereka beribadah kepada Allah dengan niat yang ikhlas dalam menjalankan agama dan bersikap condong kepada tauhid.” (Al-Bayyinah: 5)

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه

“Sesungguhnya nilai setiap amalan itu bergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang niat hijrohnya karena  Allah dan Rosul-Nya maka hijrohnya dinilai karena Allah dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang niat hijrohnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka nilai hijrohnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (Al-Bukhori 1 dan Muslim 1907)

Syaikh Al-'Allamah Al-'Utsaimin berkata, “Ketahuilah, syaithon kadang datang kepadamu ketika ingin beramal sholih, dia katakan, “Engkau beramal seperti ini hanya untuk bermaksud riya’ (ingin dipuji)!”. Maka engkaupun menganggap niatmu itu sia-sia dan menyurutkan semangatmu untuk beramal. Dalam kondisi seperti itu janganlah engkau terpedaya dengan bisikan syaithon dan jangan menaatinya. Abaikan tetaplah engkau beramal dan bilasaja syaithon bertanya, “Apakah engkau saat ini beramal dengan maksud riya’ atau sum’ah (ingin didengar)?” Maka jawablah, “Tidak!”. Karena itu adalah was-was syaithon yang dibisikkan ke dalam hatimu maka jangan sekali-kali engkau terpedaya.” (Syarh Riyadhissholihin 1/10)

3. Menyembunyikan Diri dalam Beramal Kebaikan


إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Jika kamu menampakkan shodaqoh-shodaqohmu maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian dari kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti atas apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqoroh: 271)


إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Al-Qur’an dan menegakkan sholat dan menginfakkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” (Fathir: 29)

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ…………….. رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

“Tujuh golongan kelak Allah akan naungi pada hari dimana tidak ada naungan melainkan hanya naungan-Nya………."Seseorang yang bershodaqoh dan dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (HR. Muslim 1031)

Demikian kiat-kiat mencegah penyakit riya'. Tidak setiap orang yang beramal terang-terangan terjangkit riya. Begitupula sebaliknya, tidak setiap orang yang sembunyi-sembunyi pasti selamat dari ancaman riya'. Semua itu kembali pada niat pelakunya. 

Semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada niat yang ikhlas, dan menjauhkan kita dari segala sesuatu yang dapat merusak keikhlasan, wa billahit tawfiq.
_______________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar