Rabu, 08 Juli 2015

Urgensi Tauhid Al-Asma' was Shifat (Nama & Sifat-Sifat Allah)

Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah dalam perkara Al-Asma' was Shifat ialah mengimani semua nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan kesempurnaan-Nya dan keagungan-Nya. Tidak menyelewengkan maknanya, menolaknya, menggambarkannya atau menyerupakannya dengan makhluk. Nama dan sifat Allah secara penamaan bisa saja sama, akan tetapi pada hakikatnya berbeda.

Contohnya, Allah mempunyai sifat Ada, makhluk-Nya juga mempunyai sifat ada. Namun sejatinya Ada-Nya Allah berbeda dengan ada-nya makhluk. Ada-Nya Allah tidak berpermulaan, sedangkan ada-nya makhluk berpermulaan dan keberadaannya diadakan oleh pihak lain yang mengadakannya. Nama sifatnya sama yaitu "ada", akan tetapi esensinya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula sikap kita terhadap sifat-sifat Allah yang Mahasempurna lainnya.

Para Ulama mengatakan, bahwa memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah dengan pemahaman yang benar adalah satu-satunya jalan yang paling akurat untuk mengantarkan seorang hamba untuk mengenal siapa Tuhannya yang haq. Dan pengenalannya yang benar itu akan menjadi landasan utama dalam ibadahnya ia kepada Allah. Ibadah yang disertai rasa cinta, takut, dan menggantungkan harapannya hanya kepada Allah semata. Praktis orang-orang yang tidak memahami tauhid Al-Asma' was Shifat dengan benar seperti yang dipahami oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para Shahabat; sejatinya mereka belum mencapai ma'rifatullah. Mustahil mereka dapat beribadah dengan khusyu kepada Allah.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata, "Manakala semakin bertambah ilmu seorang hamba tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah, maka akan semakin bertambah pula rasa takut dan pengagungan dirinya kepada Allah. Bekal ilmunya itu akan menumbuhkan perasaan malu, pengagungan, pemuliaan, merasa selalu diawasi, kecintaan, tawakkal, selalu kembali, ridha serta tunduk hanya kepada perintah Allah." (Raudhatul Muhibbin wa Nuz-hatul Musytaqin hal. 406)

Syaikh 'Abdurrazzaq Al-Badr berkata, "Jika seorang hamba menyadari bahwa Allah Mahamendengar lagi Mahamelihat, Mahamengetahui tak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya sekalipun sekecil biji atom di langit maupun di bumi, Dia mengetahui yang rahasia maupun tersembunyi, mengetahui mata-mata yang khianat dan apa yang disembunyikan dalam dada, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu dan Dia menghitung semuanya dengan benar. Maka barangsiapa yang menyadari pengawasan Allah terhadap dirinya, hal tersebut akan membuahkan penjagaan lisan dan anggota badan sehingga ia hati-hati dalam berbicara dan berbuat, serta menepis segala bisikan hati yang tidak diridhai oleh Allah dan akan menjadikan seluruh anggota badannya hanya untuk hal-hal yang dicintai dan diridhai oleh-Nya. Allah berfirman:

ألم يعلم بأن الله يری

"Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya." (Al-'Alaq: 14)

واتقوا الله إن الله سميع عليم

"Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui." (Al-Hujurat: 1)

Maka tidak diragukan lagi, ilmu tentang nama dan sifat-sifat Allah akan mewarisi dalam diri seorang hamba rasa khasyah (takut) kepada Allah, muraqabah (merasa selalu diawasi oleh Allah), menjalani ketaatan kepada-Nya dan menjauhi segenap larangan-Nya." (Fiqhul Asma'il Husna hal. 26-27)

Demikian sekelumit faidah dari urgensi tauhid Al-Asma' was Shifat yang nampaknya mulai terabaikan dalam kehidupan kita, wallahul muwaffiq.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar