Senin, 06 Juli 2015

Ucapan Para Ulama, "Al-Firqatun Najiyah Al-Manshurah" (Bantahan Bagi yang Membedakan Al-Firqatun Najiyah Dengan Ath-Tha'ifah Al-Manshurah)

Syaikh Jamal bin Furaihan Al-Haritsi berkata, "Ath-Tha’ifah Al-Manshurah sama dengan Al-Firqatun Najiyah adalah ucapan para imam Ahli Hadits. Al-Firqatun Najiyah adalah Ath-Tha’ifah Al-Manshurah, Ahli Hadits, Ahlussunnah wal Jama’ah, Al-Jama’ah dan juga Salafiyyun. Hal itu telah ditegaskan oleh sejumlah Ulama baik dari kalangan Salaf maupun Khalaf.

يقول الإمام أحمد- رحمه الله – عقب حديث : (( وستفترق … )) : إن لم يكونوا أهل الحديث فلا أدري مَن هُم ؟

Berkata Imam Ahmad ketika mengomentari hadits “dan umatku akan terpecah..”, "Jika mereka bukan Ahli Hadits, maka aku tidak tahu lagi siapa mereka!" (Riwayat Al-Hakim dalam "Ma’rifat ‘Ulumil Hadits" hal. 3 dengan sanad yang shahih)

ونقل المباركفوري في مقدمة ” تحفة الأحوذي ” (ص : 13) عن أبي اليُمن ابن عساكر أنه قال : لِيَهْنِ أهل الحديث هذه البشرى … فهم – إن شاء الله – الفرقة الناجية

Al-Mubarakfuri menukil dalam muqaddimah Tuhfatul Ahwadzi hal. 13, dari Abul Yuman ibnu ‘Asakir beliau berkata, “Sampaikanlah berita gembira ini kepada Ahli Hadits.. mereka –insyaallah- adalah Al-Firqatun Najiyah.”

قال الترمـذي – عقب حديث النبي : (( لا تزال طائفة من أمتي )) رقم 2229 سمعت البخاري يقول : سمعت ابن المديني يقول : ” هم أهل الحديث ”

At-Tirmidzi setelah menyebutkan hadits Nabi, “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku..” no. 2229, aku mendengar Al-Bukhari berkata, "Aku mendengar Ibnul Madini berkata, “Mereka itu adalah Ahli Hadits.”.."

Al-Bukhari dalam kitabnya Khalqu Af’alil ‘Ibad hal. 61 setelah menyebutkan hadits Abu Sa’id mengenai firman Allah ta’ala, “Dan demikian (pula), Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai umat yang adil.” Mereka adalah kelompok yang disebut dalam hadits Nabi, “Senantiasa akan muncul sekelompok dari umatku.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tidak membedakan antara Ath-Tha’ifah Al-Manshurah dengan Al-Firqatun Najiyah. Bahkan beliau menegaskan di awal kitab "Al-Aqidah Al-Wasithiyyah", “Adapun setelahnya, maka ini adalah aqidah Al-Firqatun Najiyah Al-Manshurah sampai tegaknya hari kiamat, Ahlussunnah wal Jama’ah..” demikian pula dalam Majmu’ Fatawa 3/129.

Beliau juga berkata dalam Majmu’ Fatawa 3/347, “Dengan demikian menjadi jelaslah bahwa orang yang paling berhak menyandang predikat Al-Firqatun Najiyah adalah Ahlul Hadits was Sunnah.” (Dari catatan kaki “Al-Ajwibah Al-Mufidah ‘an As’ilatil Manahij Al-Jadidah” no. 129)

Dalam redaksi yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensifati Ath-Tha’ifah Al-Manshurah sebagai sebagai orang-orang yang senantiasa berperang di atas manhaj yang haq:

لا تزال طائفة من أمتي يقاتلون على الحق ظاهرين إلى يوم القيامة

“Akan senantiasa muncul sekelompok dari umatku orang-orang yang berperang di atas al-haq (manhaj yang benar) dan mereka menang hingga hari kiamat.”

Maka yang akan senantiasa muncul dari umat ini adalah orang-orang yang berperang di atas manhaj yang benar yaitu manhaj Al-Firqatun Najiyah yang merujuk kepada manhaj Rasulullah dan para Shahabat dalam beragama. Bukan di atas manhaj takfiriyyah (khawarij) yang dikenal ghuluw (melampaui batas) dalam memvonis kafir orang-orang yang tidak sejalan dengan pemahamannya dan membabi buta dalam membunuh siapa saja yang menyelisihi kelompok mereka.

Al-Imam An-Nawawi menerangkan lebih lanjut tentang siapakah sebetulnya Ath-Tha’ifah Al-Manshurah yang dimaksud dalam hadits setelah beliau mengompromikan riwayat-riwayatnya:

ويُحتَمل أن هذه الطائفة مفرَّقة بين أنواع المؤمنين، منهم شجعانٌ مقاتلون، ومنهم فقهاء، ومنهم محدِّثون، ومنهم زهَّاد، وآمرون بالمعروف وناهون عن المنكر، ومنهم أهل أنواع أخرى من الخير، ولا يلزم أن يكونوا مجتمعين، بل قد يكونون متفرقين في أقطار الأرض

“Kelompok tersebut dibawa kepada beberapa makna dari kelompok-kelompok yang ada di antara kaum Mukminin. Mereka adalah para pemberani yang berperang (di atas al-haq), mereka juga Ahli Fiqh, Ahli Hadits, orang-orang yang zuhud, orang yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar serta ahli kebaikan yang lainnya. Hal itu tidaklah mengharuskan mereka berkumpul pada satu tempat yang sama, bahkan terkadang keberadaan mereka terpisah-pisah di berbagai penjuru dunia.” (Syarh Shahih Muslim 13/65)

Maka Al-Firqatun Najiyah adalah Ath-Tha’ifah Al-Manshurah, Ath-Tha’ifah Al-Manshurah adalah Al-Firqatun Najiyah, tidak ada perbedaan di antara keduanya. Dan tidaklah benar anggapan sebagian kalangan yang menuduh Ulama Ahlissunnah dan Salafiyyin menyembunyikan riwayat-riwayat “qital” (perang) manakala menerjemahkan hadits Ath-Tha’ifah Al-Manshurah ini.

Syaikh Shalih Al-Fawzan ketika ditanya tentang pendapat sebagian orang yang membedakan Ath-Tha’ifah Al-Manshurah dengan Al-Firqatun Najiyah? Apakah pembagian seperti ini dapat dibenarkan? Jika memang demikian, lantas siapakah Al-Firqatun Najiyah? Dan siapa pula Ath-Thai’fah Al-Manshurah? Beliau menjawab sebagai berikut:

هؤلاء يريدون أن يفرقوا بين كل شيء، يريدون أن يفرقوا بين المسلمين، وحتى صفات المسلمين يريدون أن يفرقوا بينهما، وهذا القول ليس بصحيح، فالطائفـة المنصـورة هم الفِرقة الناجيـة – والله الحمد -، لا تكون منصـورة إلا إذا كانت ناجيـة، ولا تكون ناجيـة إلا إذا كانت منصورة؛ فهما وصفان متلازمان لشيء واحد

“Mereka itu hendak memisahkan segala perkara, mereka ingin memecah belah persatuan kaum muslimin, bahkan sifat-sifat kaum muslimin ingin dipisahkan pula. Ketahuilah, ucapan ini tidak benar, sesungguhnya Ath-Tha’ifah Al-Manshurah adalah Al-Firqatun Najiyah –walhamdulillah- mereka tidak akan tertolong kecuali jika mereka selamat dan tidak akan selamat kecuali jika mereka ditolong. Keduanya merupakan sifat yang saling berkaitan satu sama lain.

وهذا التفريق إما من جاهل وإما من مغرض يريد أن يشكك شباب المسلمين في الطائفة المنصورة الناجية

Upaya membedakan kedua sifat ini sesungguhnya bisa berasal dari orang bodoh atau bisa pula dari orang yang mempunyai keinginan jelek guna membuat kerancuan di kalangan syabab (para pemuda) kaum Muslimin dalam memahami Ath-Tha’ifah Al-Manshurah An-Najiyah." (Al-Ajwibah Al-Mufidah ‘an As’ilatil Manahij Al-Jadidah – Soal 41) 

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar