Rabu, 08 Juli 2015

Sekelumit "Al-Jarh wat Ta'dil" (Kritik dan Rekomendasi)

Al-Imam Adz-Dzahabi berkata:


و نحن لا ندعي العصمة في أئمة الجرح والتعديل لكن هم أكثر الناس صوابا وأندرهم خطأ و أشدهم إنصافا وأبعدهم عن التحامل

”Kami tidak mengklaim sifat ma'shum (terjaga dari kesalahan) pada diri para imam ahli Al-Jarh wat Ta’dil. Akan tetapi, mereka adalah manusia yang paling banyak kebenarannya, paling sedikit kesalahannya, paling adil, paling jauh dari tuduhan tanpa bukti." (Siyar A'lamin Nubala' 11/82)

Sebagian orang menyangka, para Ulama Al-Jarh wat Ta'dil (khususnya jarh terhadap ahlul bid'ah dan ahlul batil) adalah pihak yang paling senang membicarakan aib dan menggunjing orang lain. Padahal mereka sebetulnya sedang berjuang menjaga kemurnian agama ini dari penyimpangan orang-orang yang ghuluw, tokoh-tokoh sesat dan ta’wil orang-orang jahil.

Sungguh para Ulama Al-Jarh wat Ta'dil adalah pihak yang paling takut kepada Allah. Mereka adalah pihak paling bertanggungjawab atas umat ini dan paling merasa diawasi oleh Allah. Mereka takut kelak ditanya oleh Allah, "Mengapa engkau diam dari si Fulan dan tidak mengingkarinya?!"

Andai saja Allah tidak menggerakkan para Ulama ahli hadits untuk menjaga agama ini dengan membantah ahlul batil, maka para pengusung kesyirikan, kebid’ahan, penyimpangan akan bergerilya membikin kerusakan dalam urusan agama. Oleh sebab itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Membantah ahlul bid’ah adalah mujahid!"

Syaikh Al-'Utsaimin pernah ditanya tentang kaidah batil yang dibikin oleh 'Adnan 'Ar'ur, "Nushahhih wa Laa Nujarrih" (Kita sampaikan nasehat dan tidak usah kita jarh), maka beliau menjawab:


هذا غلط! بل نجرح من عاند الحق

”Ini kaidah yang salah! bahkan kita menjarh (mengkritik) siapapun yang menentang kebenaran.”

Beliau juga ditanya tentang kaidah "inshaf" yang batil (Wajib menyebut jasa atau kebaikan ahlul bid'ah saat mengkritiknya) seperti yang diklaim oleh hizbiyyun masa kini. Maka beliau menjawab:


في مقام الرد ما يحسن أني أذكر محاسن الرجل، إذا ذكرت محاسن الرجل وأنا أرد عليه ضعُف ردي .......أهل السنة وغير أهل السنة

"Ketika membantah maka tidak perlu menyebut kebaikan-kebaikannya. Sebab jika aku menyebutkan kebaikan-kebaikannya, padahal aku sedang membantah kesalahannya maka bantahanku itu menjadi lemah... Apakah yang dibantah itu Ahlussunnah maupun selainnya." (Daf'u Baghyi 'Adnan 'ala 'Ulama'issunnah wal Iman & Majmu' Fatawa Syaikh 11/136)

Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i berkata, "Jika kita tinggalkan Al-Jarh wat Ta'dil, niscaya omongan Asy-Syaikh Al-Imam Al-Qudwah bin Baz dengan omongan 'Ali Thantawi nilainya sama. Padahal keduanya tidaklah sama!"

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar