Jumat, 17 Juli 2015

Sahabatmu Agamamu

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam telah memberi permisalan bahwa sahabat yang baik bagai penjual minyak wangi, sahabat yang jelek bagai seorang pandai besi. 

Bersahabat dengan penjual minyak wangi meski engkau tidak mendapat minyaknya minimal kebagian aromanya. Sedangkan bersahabat dengan pandai besi, sekalipun engkau selamat dari apinya minimal kebagian baunya.

Dari Abu Huroirah, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama seseorang bergantung dengan agama sahabatnya. Hendaklah kalian lihat siapakah yang menjadi sahabat.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam "Ash-Shohihah" no. 927)

Ibnu Mas’ud berkata, “Seseorang itu akan berjalan dan bersahabat bersama orang yang dicintainya yang memiliki sifat seperti dirinya.” (Al-Ibanah 2/476 – Lamudduril Mantsur minal Qoulil Ma’tsur fil I’tiqod was Sunnah)

Ketika Sufyan Ats-Tsauri datang ke Bashroh, beliau melihat keadaan Ar-Robi’ bin Shobih dan kedudukannya di tengah ummat. Yahya bin Sa’id Al-Qotthon berkata, “Sufyan bertanya apa madzhabnya?” Orang-orang menjawab, “Madzhabnya di atas sunnah.” Beliau bertanya lagi, “Siapa teman dekatnya?” Mereka menjawab, “Seorang Qodari (orang yang menolak beriman kepada taqdir).” Lalu beliau berkata, “Kalau begitu dia seorang Qodari!” (Al-Ibanah 2/453 – Lamudduril Mantsur minal Qoulil Ma’tsur fil I’tiqod was Sunnah)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar