Rabu, 08 Juli 2015

Dakwah Tauhid Sebab Turunnya Rahmat dan Pertolongan Allah, Penghalang Adzab, Sebab Keamanan dan Tegaknya Khilafah di Muka Bumi

Dakwah Salafiyyah mengajak kaum Muslimin memulai perubahan sebagaimana para Salafussholih memulainya. Perubahan itu dimulai dari diri masing-masing dengan “At-Tashfiyah” yaitu memurnikan aqidah dari kotoran-kotoran syirik dan bid’ah, serta “At-Tarbiyah” yaitu membekali diri dengan tauhid dan sunnah. 

Perubahan yang dibangun di atas manhaj Salaf itulah yang akan menjadi sebab utama kemenangan dan turunnya pertolongan Allah ta'ala. Allah berfirman:


وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمنا يعبدونني لا يشركون بي شيئا ومن كفر بعد ذلك فأولئك هم الفاسقون

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang beramal sholih, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Allah memberi kekuasaan pada orang-orang sebelum mereka. Dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah keadaan mereka, setelah mereka dalam keadaan ketakutan menjadi aman tentram, mereka tetap mentauhidkan Aku dan tidak berbuat kesyirikan sedikitpun. Dan barangsiapa tetap kufur setelah itu, maka mereka adalah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal sholih yaitu orang-orang yang merealisasikan tauhid dengan benar dan meninggalkan kesyirikan, Allah akan jadikan mereka berkuasa sebagaimana orang-orang yang telah diberi kekuasaan pada umat-umat sebelumnya.

Perbaiki Manhaj, Aqidah, Tauhid, Sebelum Berjuang

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyampaikan:

وأيضا فمن المعلوم أن أشرف مسائل المسلمين وأهم المطالب في الدين ينبغي أن يكون ذكرها في كتاب الله أعظم من غيرها وبيان الرسول لها أولى من بيان غيرها والقرآن مملوء بذكر توحيد الله وذكر أسمائه وصفاته وآياته وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر والقصص والأمر والنهي والحدود والفرائض بخلاف الإمامة فكيف يكون القرآن مملوءا بغير الأهم الأشرف وأيضا فإن الله تعالى قد علق السعادة بما لا ذكر فيه للإمامة فقال ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا

“Dan termasuk hal yang wajib diketahui di sini, bahwa persoalan kaum Muslimin yang paling utama dan menjadi perkara yang paling dituntut dalam agama ini ialah perkara-perkara yang disebutkan dalam Al-Qur’an lebih dominan ketimbang yang lainnya. Serta penjelasan dari Rasulullah lebih utama daripada yang lainnya. Maka ayat-ayat Al-Qur’an mayoritasnya berisi tentang penjelasan di seputar tauhid kepada Allah, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, tanda-tanda kekuasaan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kiamat. Al-Qur’an juga menceritakan kisah-kisah umat terdahulu, perintah dan larangan, hukum-hukum pidana maupun pembagian harta warisan, tidak seperti masalah “imaamah” (kepemimpinan/kekuasaan). Lantas, bagaimana mungkin Al-Qur’an dipenuhi dengan permasalahan-permasalahan yang tidak penting (tauhid menurut anggapan mereka ,-pent) sementara masalah kepemimpinan/kekuasaan dianggap sesuatu yang penting dan lebih diutamakan??! Dalam Al-Qur’an,  Allah mengaitkan penyebutan kebahagiaan tanpa menggandengkan dengan masalah kepemimpinan, “Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi kenikmatan, dari kalangan para Nabi, para Shiddiqqin, para Syuhada’ dan orang-orang shalih. Dan mereka adalah teman yang sebaik-baiknya.” (Minhajussunnah An-Nabawiyyah 1/50)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar